tirto.id -
Ketua Umum PSI, Grace Natalie, melalui keterangan tertulisnya menyatakan, alasan partainya tetap mendukung Jokowi lantaran menganggap sosok tersebut cerminan perubahan penting elit politik Indonesia dan mewakili nilai tentang pembaharuan, egalitarianisme, kerja keras, dekat dengan rakyat, dan sederhana.
"Jokowi adalah pendobrak atas kebekuan tradisi politik lama yang puluhan tahun dimonopoli oleh para ningrat politik nasional," kata Grace dalam keterangannya yang diterima Tirto, Sabtu (11/8/2018).
Tak cuma itu, Grace juga menyebut Jokowi sebagai sosok yang mewakili semangat politik kaum muda seperti halnya yang ingin diusung PSI.
"Karena itu kami akan terus melanjutkan dukungan itu," kata Grace.
Dalam kesempatan ini, Grace juga mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh pendukung PSI karena tak mampu memperjuangkan Mahfud sebagai cawapres Jokowi.
Menurutnya, kegagalan itu lantaran dominasi partai-partai besar yang menekan Jokowi agar tidak memilih Mahfud MD.
"Dan inilah hasil maksimal yang didapatkan dari komunikasi antara partai dan presiden Jokowi," kata Grace.
"Ini akan menjadi pelajaran bagi kita semua, pelajaran tentang perlunya partai politik yang mempunyai visi inklusif untuk seluruh bangsa," imbuhnya.
Grace pun meminta kepada seluruh pendukungnya, "agar tetap solid mendukung Pak Jokowi, tidak golput dan sama-sama mencoblos pada tanggal 17 April tahun depan demi masa depan Indonesia yang lebih baik."
Jokowi pada Kamis (9/8/2018) lalu telah mendeklarasikan diri maju kembali di Pilpres 2019 berpasangan dengan Ma'ruf Amin. Sampai satu jam sebelum keputusan itu diambil, nama Mahfud MD sempat disebut telah terpilih sebagai pendamping petahana.
Perubahan keputusan Jokowi yang mendadak tersebut, akhirnya membuat pendukung Jokowi dan PSI ribut di sosial media. Lantaran, mereka menganggap Ma'ruf sebagai sosok yang mengeluarkan fatwa penistaan agama kepada Basuki Tjahaja Purnama.
Editor: Maya Saputri