Menuju konten utama
Periksa Data

Provinsi dengan Medan Pertarungan Antar Partai Paling Kompetitif

Tim Riset Tirto menemukan setidaknya ada enam provinsi dengan tingkat persaingan antar partai yang kompetitif.

Provinsi dengan Medan Pertarungan Antar Partai Paling Kompetitif
Ilustrasi pemilu. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pemilihan umum (Pemilu) dijadwalkan bakal digelar serentak pada 14 Februari 2024 mendatang. Menurut data KPU RI, sebanyak 204,8 juta jiwa masyarakat Indonesia, yang tersebar di 38 provinsi, telah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional untuk Pemilu 2024.

Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak secara nasional dengan 35,7 juta pemilih, disusul oleh Provinsi Jawa Timur dengan 31,4 juta pemilih.

Di sisi lain, Provinsi Papua Selatan (367 ribu pemilih), Papua Barat (385 ribu pemilih), dan Papua Barat Daya (440 ribu pemilih) menjadi tiga provinsi dengan daftar pemilih terendah di Indonesia.

Posisi geografis Indonesia yang terbentang luas dari Aceh sampai Papua membuat pemetaan dan penguasaan atas wilayah dianggap menjadi salah satu isu dan strategi utama bagi para peserta pemilu dalam memenangkan konteks elektoral.

Selama ini, beberapa provinsi dikenal sebagai salah satu basis dari partai tertentu. Indikatornya, partai tersebut menguasai lebih dari 30 persen suara sah di provinsi tersebut —proporsi penguasaan suara yang sangat tinggi. Pada Pemilu 2019, hal ini terjadi di Provinsi Bali dan Provinsi Sulawesi Utara. PDIP menang di daerah-daerah ini dengan jumlah suara sebesar 54,34 persen dan 38,11 persen.

Meski begitu, beberapa provinsi juga menunjukan pertarungan yang kompetitif. Artinya, proporsi suara pemilih yang dikuasai oleh partai pemenang di provinsi tersebut tidak telak, atau tidak ada yang lebih dari 17 persen. Selain itu, jarak selisih kemenangan dengan partai lain juga tidak terlampau jauh.

Indikasi tersebut bisa dimaknai tidak ada satupun partai yang dominan di provinsi tersebut. Hal ini membuat peta politik yang masih sangat dinamis karena secara matematis memungkinkan adanya perubahan penguasaan yang terjadi di provinsi tersebut dalam Pemilu 2024.

Lalu, berdasarkan hasil Pemilu 2019, provinsi mana saja yang memiliki medan pertarungan yang paling kompetitif?

Enam Provinsi dengan Persaingan Antar Partai Paling Kompetitif

Berdasarkan hasil rekapitulasi suara nasional Pemilu 2019 yang dikeluarkan KPU, Tim Riset Tirto menemukan setidaknya ada enam provinsi dengan tingkat persaingan antar partai paling kompetitif secara nasional.

Dari keseluruhan enam provinsi tersebut, empat provinsi tersebar di Pulau Sumatera, yaitu Provinsi Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Aceh. Sementara itu, satu provinsi berada di Pulau Sulawesi, yaitu Provinsi Sulawesi Tenggara, dan satu provinsi lain berada di Kepulauan Nusa Tenggara, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pertama, provinsi dengan tingkat persaingan suara antar partai paling kompetitif secara nasional adalah Provinsi Riau.

Di provinsi yang memiliki 12 wilayah administratif yang meliputi 10 kabupaten dan 2 kota tersebut, tidak ada satupun partai yang memperoleh lebih dari 14 persen peroleh suara. Selain itu, lima partai dengan perolehan suara terbesar di provinsi ini memiliki selisih suara yang tipis antar satu dan lainnya.

Partai Gerindra misalnya, sebagai partai pemenang di provinsi ini, hanya mendapatkan total perolehan suara sebesar 13,35 persen. Sebagai informasi, Partai Gerindra sendiri menggeser status Partai Golkar sebagai pemenang di provinsi ini dengan perolehan 13,38 persen pada Pemilu 2014.

Meski begitu, angka keunggulan Partai Gerindra di provinsi ini, pada Pemilu 2019 lalu, hanya terpaut 0,5 persen dari PDIP di posisi kedua, dengan perolehan suara 12,85 persen. Gerindra juga hanya terpaut 0,68 persen dari PKS di posisi ketiga dengan perolehan suara 12,67 persen.

Partai Golkar yang sebelumnya menyandang status sebagai partai pemenang Pemilu 2014 di provinsi ini harus terlempar ke posisi empat dengan perolehan suara 12 persen. Disusul, Partai Demokrat berada di posisi kelima, dengan raihan 11,07 persen suara di Riau.

Selanjutnya, provinsi dengan tingkat persaingan suara antar partai yang kompetitif adalah Provinsi Bengkulu.

Di provinsi yang terletak di bagian barat daya Pulau Sumatera ini, tidak ada satupun partai yang memperoleh lebih dari 14 persen suara. Selain itu, tiga besar partai dengan perolehan suara terbesar di provinsi ini memiliki persentase perolehan suara yang sama, yaitu di rentang 13 persen.

PDIP menjadi partai pemenang di provinsi ini dengan persentase perolehan suara 13,84 persen. Angka ini bahkan hanya terpaut 0,03 persen dari perolehan suara Partai Golkar yang menguntit di posisi kedua dengan perolehan 13,81 persen. Gerindra ada di posisi ketiga dengan perolehan suara 13,23 persen.

Masih dari Pulau Sumatera, provinsi selanjutnya yang memiliki tingkat persaingan paling kompetitif antar partai adalah Provinsi Sumatera Selatan. Di provinsi yang memiliki ikon Jembatan Ampera ini, tidak ada satupun partai yang meraih suara lebih dari 16 persen.

Partai Golkar menjadi partai pemenang pemilu di provinsi ini dengan raihan 15,77 persen, unggul tipis 1,02 persen dari Partai Gerindra di posisi kedua dengan 14,75 persen. Golkar juga hanya unggul 1,51 persen atas Partai Nasdem yang meraih suara 14,26 persen.

PDIP, sebagai partai pemenang pemilu di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2014, harus terlempar ke posisi empat dengan perolehan suara 12,53 persen.

Beralih ke Pulau Sulawesi, Provinsi Sulawesi Tenggara juga memiliki tingkat persaingan suara antar partai yang kompetitif, seperti yang terekam dalam Pemilu 2019 lalu di provinsi ini. Di provinsi yang terdiri dari 15 kabupaten dan 2 kotamadya ini, tidak ada satupun partai yang memperoleh lebih dari 16 persen suara.

Partai Golkar menjadi partai pemenang pemilu di provinsi ini dengan persentase perolehan suara 15,83 persen. Golkar hanya unggul 1,65 persen atas PDIP di posisi kedua dengan perolehan 14,18 persen. Selanjutnya, di posisi ketiga ada PAN dengan perolehan 12,28 persen.

Selanjutnya, provinsi paling barat di Indonesia yaitu Provinsi Aceh, juga memiliki tingkat persaingan paling kompetitif antar partai. Di provinsi yang memiliki julukan “Serambi Mekah” ini, tidak ada satupun partai yang mendapatkan suara lebih dari 17 persen.

Partai Demokrat menjadi partai pemenang di provinsi ini dengan perolehan suara 16,11 persen. Disusul Partai Gerindra di posisi kedua dengan perolehan 14,73 persen dan Partai Golkar di posisi ketiga dengan 12,58 persen.

Terakhir, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) juga memiliki tingkat persaingan paling kompetitif antar partai. Sama seperti Aceh, di Provinsi NTB juga tidak ada satupun partai yang mendapatkan suara lebih dari 17 persen.

Berdasarkan hasil Pemilu 2019, Partai Gerindra menjadi partai pemenang Pemilu di NTB dengan persentase perolehan suara 16,3 persen. Namun, temuan menarik yang terjadi di provinsi ini adalah dalam tiga periode pemilu terakhir (2009, 2014 dan 2019), partai pemenang pemilunya selalu berbeda.

Pada tahun 2014 misalnya, Partai Golkar menjadi partai pemenang pemilu di NTB dengan perolehan 13,8 persen suara, disusul Partai Demokrat di posisi kedua dengan 13,2 persen suara. Sementara itu, pada tahun 2009, Partai Demokrat menjadi partai pemenang pemilu di NTB dengan persentase perolehan suara 18 persen.

Menariknya, bahkan tidak ada nama Partai Gerindra, yang notabene pemenang pemilu di provinsi ini pada Pemilu 2019, dalam jajaran empat besar partai dengan suara terbanyak di NTB pada Pemilu 2014 dan 2009.

Mengutip dari laporan Kompas, Dosen Sosiologi dari Universitas Mataram, Saipul Hamdi, mengungkapkan, masyarakat NTB yang cenderung religius pun sangat terpengaruh oleh isu-isu agama. Menyebarnya ulama-ulama ke dalam partai yang berbeda-beda membuat pilihan politik masyarakat menjadi beragam.

Selain itu, ia mengungkap masyarakat NTB pada dasarnya tidak melihat partai, tetapi siapa yang membantu mereka. Sikap pragmatisme ini yang membuat pilihan dalam politik bisa berbeda-beda dan berubah seiring waktu.

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Alfitra Akbar

tirto.id - Politik
Penulis: Alfitra Akbar
Editor: Farida Susanty