tirto.id - Politikus Zulfan Lindan sedang ramai dibicarakan setelah dinonaktifkan dari jajaran pengurus DPP Partai Nasdem. Lantas, apa alasannya? Mengapa dia dinonaktifkan?
Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh mengatakan, alasan dirinya menonaktifkan Zulfan adalah karena sering memberikan komentar yang tidak selaras dengan kebijakan partai.
Sebagai catatan, salah satu pernyataan Zulfan adalah dia pernah menyebut Anies Baswedan sebagai antitesis dari pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Paloh bilang, Zulfan sudah diperingatkan berkali-kali dalam membuat pernyataan di media. "Tanggung jawab inilah yang kemudian membuat Partai Nasdem memberikan peringatan keras kepada Saudara Zulfan Lindan."
Selain menonaktifkan dari jajaran pengurus DPP Nasdem, Paloh juga melarang Zulfan untuk memberikan pernyataan di media massa dan media sosial atas nama fungsionaris Partai Nasdem.
Profil Zulfan Lindan
Zulfan Lindan adalah politikus kelahiran Banda Aceh, 1 November 1956. Dia pernah bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Bahkan, di partai moncong putih itu, dia menjadi anggota DPR periode 1999-2004.
Waktu itu, Zulfan masuk dalam Komisi IX DPR RI yang mengurus bidang keuangan, perencanaan pembangunan dan perbankan.
Dalam karier politiknya, Zulfan juga pernah menjadi pimpinan Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) dan Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK).
Setelah puas berkelana, Zulfan akhirnya memutuskan bergabung dengan partai besutan Surya Paloh. Di Nasdem, dia menjadi elit partai yang menjabat sebagai Ketua DPP.
Zulfan terpilih menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Nasdem untuk Dapil Nanggroe Aceh Darussalam II setelah memperoleh 23.748 suara.
Di DPR, dia bergabung dengan Komisi VI yang membidangi Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM & BUMN, Standarisasi Nasional. Sekarang ini, dia menjadi Wakil Komisaris PT Jasa Marga.
Dalam berita baru-baru ini, Zulfan dinonaktifkan dari kepengurusan DPP Partai Nasdem. Tapi Zulfan bilang, surat penonaktifannya salah alamat karena dia sudah tidak lagi di jajaran pengurus sebelum diperingatkan Paloh.
Alasan dirinya tidak lagi di kepengurusan DPP Nasdem adalah karena sibuk dengan kegiatannya sebagai Wakil Komisaris Jasa Marga.
"Saya tidak menjadi pengurus karena saya diangkat sebagai wakil komisaris Jasa Marga," ungkap Zulfan.
Namun demikian, Zulfan merasa punya hak bicara karena dilindungi dalam aturan konstitusi. "Saya tetap punya hak bicara sebagai warga negara yang merdeka," ungkapnya.
Waktu menyatakan Anies sebagai antitesis Jokowi pun, Zulfan bilang, dia tidak membawa atribusi partai selama berbicara di publik dan media.
Editor: Iswara N Raditya