tirto.id - Latar belakang pendidikan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka, sedang ramai dibicarakan. Sebelum berkecimpung di dunia usaha, Gibran terlebih dahulu menempuh pendidikan tinggi di Management Development Institute of Singapore (MDIS).
MDIS sendiri merupakan salah satu lembaga pendidikan di Singapura. Sayangnya, lembaga pendidikan ini disorot karena dinilai kontroversial. Hal ini menyusul beredarnya daftar keluhan dari mahasiswanya.
Gibran masuk ke MDIS setelah merampungkan pendidikan menengah atas di Orchid Park Secondary School, Singapura. Cawapres yang diusung Koalisi Indonesia Maju ini, menuntaskan pendidikan di MDIS pada 2007.
Baru-baru ini warganet menemukan bahwa MDIS sekolah Gibran ternyata mendapat sejumlah ulasan negatif di Google. Keluhan-keluhan itu melibatkan staf yang dinilai tidak profesional, dosen yang dianggap kurang kompeten, dan adanya keterlambatan dalam pelaksanaan pengajaran
Ulasan negatif juga ditujukan pada fasilitas kampus yang dinilai kurang memadai, terutama terkait laboratorium. Beberapa ulasan mencatat bahwa fasilitas yang kurang memadai ini tidak mencerminkan dari penampilan luar kampus yang terkesan mewah.
Tidak hanya itu, beberapa pengguna juga berbagi pengalaman terkait kasus bullying yang mereka alami selama belajar di MDIS. Pengulas menglklaim bahwa ia telah melaporkan insiden tersebut, namun pihak kampus tidak terlihat mengambil tindakan apapun.
Beberapa pengulas juga menyuarakan ketidakpuasan terhadap prioritas MDIS yang lebih terfokus pada keuntungan daripada integritas dan kesejahteraan mahasiswa. Mereka mengklaim bahwa MDIS dianggap sebagai perguruan tinggi di bawah rata-rata yang sertifikat diplomanya tidak diakui oleh berbagai organisasi di Singapura.
Profil Management Development Institute Singapore (MDIS)
Management Development Institute Singapore (MDIS) merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta tertua di Singapura yang berdiri sejak 1956. Dikutip dari situs MDIS, lembaga pendidikan ini memiliki fokus pada pembelajaran sepanjang hayat.
MDIS terbagi menjadi dua anak perusahaan utama. Perusahaan pertama adalah Management Development Institute of Singapore Pte Ltd, yang mengawasi operasi akademis di Singapura. Perusahaan kedua adalah MDIS International Pte Ltd, yang bertanggung jawab atas strategi globalisasi MDIS.
MDIS mengklaim punya beragam program studi yang diakui secara internasional dalam berbagai bidang. Beberapa program studi di MDIS antara lain Bisnis dan Manajemen, Teknik, Fashion dan Desain, Kesehatan dan Keperawatan, Ilmu Kesehatan, dan Teknologi Informasi.
Sekolah ini juga memiliki program Bahasa dan Pendidikan, Ilmu Hayat, Media dan Komunikasi, Psikologi, Pariwisata dan Manajemen Perhotelan, serta Keselamatan dan Manajemen Lingkungan. Menurut MDS, program-program tersebut dikembangkan bersama universitas terkemuka di Inggris dan Amerika Serikat.
MDIS juga terkenal dengan program persiapan ujian komprehensif untuk Singapore-Cambridge General Certificate of Education (Ordinary and Advanced Level), Cambridge International General Certificate of Secondary Education (IGCSE), dan Cambridge International Lower Secondary.
Lembaga pendidikan ini juga memiliki sertifikasi EduTrust, yang mencerminkan standar keunggulannya dalam bidang pendidikan dan bisnis. Pencapaian ini dimulai pada tahun 2010 dan secara teratur diperbarui setiap empat tahun sekali.
MDIS juga menjadi salah satu Institusi Pendidikan Swasta (PEI) pertama yang mendaftar di bawah Kerangka Kerja Pendaftaran yang Disempurnakan.
Masih berdasarkan informasi yang tercantum di situs resminya, MDIS mengaku meraih berbagai penghargaan. Salah satu penghargaan MDIS adalah Singapore Prestige Brand Award (SPBA) untuk kategori Heritage Brands 2018.
Pada tahun 2017, MDIS menduduki peringkat ke-4 dalam Enterprise 50 Award atas kontribusinya terhadap perekonomian Singapura. Tahun 2019, MDIS berpindah dari Singapore Service Class ke Singapore Quality Class (Service) dan memenangkan Corporate Merit Award di Biennial Singapore Health Award.
Melalui MDIS Education Trust Fund yang dimulai pada tahun 1999, MDIS secara aktif mendukung mahasiswa yang berjuang dengan keterbatasan keuangan. Institusi ini mengklaim saat ini ada 8.000 beasiswa dan bantuan senilai 6,3 juta dolar Singapura yang diberikan kepada mahasiswanya.
MDIS juga terlibat dalam berbagai kegiatan amal dan memberikan bantuan masyarakat, menjangkau anak muda, orang tua, dan penyandang disabilitas.
MDIS memperluas dampaknya di tingkat korporat melalui divisi pelatihan dan konsultasi, Pengembangan dan Konsultasi Manajemen, yang didirikan pada tahun 1995. Pada tahun 2014, akuisisi Service Quality Center membantu MDIS memberikan solusi pelatihan yang lebih luas di tingkat regional.
Selain kampus utama di Singapura, MDIS memiliki kampus yang tersebar di berbagai negara, seperti kampus Tashkent, Uzbekistan, Johor, Malaysia, dan Dushanbe, Tajikistan. Kampus ini juga menyebut punya perwakilan dari berbagai negara, seperti India, Indonesia, dan negara Asia Tenggara lainnya.
Peringkat MDIS di Singapuran & Dunia
MDIS menempati peringkat yang relatif rendah di kalangan perguruan tinggi nasional maupun secara global. Menurut situs peringkat kampus AD Scientific Index, MDIS menempati peringkat ke-46 dari total 55 institusi di Singapura pada 2024.
Secara lebih rinci, untuk peringkat wilayah Asia, MDIS menduduki posisi ke-8985. Adapun untuk peringkat dunia, MDIS berada pada urutan ke-19.300. Peringkat ini berdasarkan penilaian jumlah literatur ilmiah yang diterbitkan, retensi staf akademik, kebijakan gaji, insentif akademik, infrastruktur, dan lingkungan kerja ilmiah.
Peringkat tersebut masih berada di bawah jauh dari sejumlah kampus unggulan di Indonesia. Masih dalam situs AD Scientific Index, pada tahun 2024, kampus kenamaan Universitas Gadjah Mada (UGM) menduduki peringkat 568 untuk wilayah Asia. Adapun kampus tempat berkuliah Joko Widodo ini tercatat memperoleh ranking 2317 di dunia.
Tak hanya itu, kampus swasta seperti Universitas Mercu Buana juga menunjukkan prestasi yang lebih baik dibandingkan MDIS. Universitas Mercu Buana menempati peringkat 689 di wilayah Asia dan peringkat 2632 secara global, menunjukkan posisinya yang lebih unggul dalam peringkat internasional.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy