tirto.id - Jelang Pemilu 2024, Gibran Rakabuming Raka mengambil sikap politik yang berbeda haluan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sebelumnya menaungi putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini. Lantas, apakah Gibran masih menjadi kader partai berlambang kepala banteng itu atau sudah pindah partai?
Kini, Gibran berada di kubu berseberangan dengan PDIP di Pilpres 2024. Prabowo Subianto menggandeng Gibran sebagai calon wakil presiden (cawapres). Pasangan capres-cawapres nomor urut 2 ini diusung oleh partai-partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Prabowo-Gibran diusung 8 parpol, meliputi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Partai Garda Republik Indonesia (Garuda), Partai Rakyat Adil Makmur (Prima), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Sementara itu, PDIP bersama dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) mengusung duet Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai capres-cawapres nomor urut 3.
Apakah Gibran Pindah Partai?
Setelah Gibran melenggang dalam kontestasi Pilpres 2024, muncul isu yang menyebut putra sulung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu akan bergabung dengan Partai Golkar.
Pada akhir Oktober 2023 lalu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sempat mengisyaratkan hal tersebut setelah Gibran berpamitan kepada Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
Hasto kala itu memang tidak secara tegas mengatakan Gibran pindah ke Partai Golkar. Ia mengandaikannya dengan perlambangan warna. Hasto menyimbolkan warna putih dengan makna kesucian yang bisa berubah warna.
Selanjutnya, Hasto menyebut bahwa perubahan warna juga bisa terjadi dari semula merah menjadi kuning. Ia pun menambahkan bahwa PDIP akan menghormati keputusan Gibran.
Lebih tegas lagi, pada 6 November 2023, Hasto bahkan menyebut pihaknya sudah mendapatkan kabar terkait Gibran dan Partai Golkar.
"Kami sudah menerima telepon dari Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bahwa Mas Gibran ini di 'kuning'-kan, di Golkar-kan," kata Hasto usai membuka Rapat Koordinasi Daerah DPD PDI-P NTB di Mataram, Minggu (6/11/2023), dikutip dari Kompas TV.
Kendati demikian, Gibran menampik isu tersebut. Golkar memang menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), tetapi Wali Kota Solo ini membantah telah pindah ke partai berlambang pohon beringin itu.
Ketua DPD II Partai Golkar, Sekar Tanjung, turut menanggapi isu kepindahan Gibran ke partai beringin. Ia mengatakan persoalan tersebut di luar kewenangannya.
Menurut Sekar, skema bergabung dengan Partai Golkar dapat dilakukan melalui DPD Provinsi atau DPP Golkar. Dia mencontohkan kasus Rian Ernest yang semula menjadi anggota PSI, lantas bergabung dengan Partai Golkar lewat jalur DPD Provinsi.
Kepala Bappilu Golkar, Nusron Wahid, pernah mengatakan pada pertengahan Oktober 2023 bahwa partainya tidak memaksa Gibran untuk merapat ke Golkar. Nusron menyerahkan keputusan tersebut sepenuhnya berada pada Wali Kota Surakarta itu.
Apakah Gibran Masih Anggota PDIP?
Kabar mengenai bergabungnya Gibran Rakabuming Raka ke Partai Golkar perlahan meredup. Lantas, apakah Gibran masih menjadi anggota PDIP.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa Gibran tidak lagi menjdi anggota PDIP. Ia sudah menjadi cawapres dari parpol lain. Di sisi lain, Gibran telah mundur atas kehendak sendiri dari partai yang membesarkan namanya itu.
Pamitnya Gibran sudah dilakukan sejak akhir 2023 lalu. Hasto menyebut, anak sulung Presiden Jokowi itu telah mengembalikan kartu tanda anggota (KTA) PDIP.
"Ya sudah. Jadi, sudah diselesaikan oleh DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta karena Mas Gibran 'kan menerima KTA dari DPC Kota Surakarta sehingga tidak lagi beranggota PDI Perjuangan karena sudah pamit," kata Hasto di Denpasar, Bali, pada 4 November 2023 lalu, dikutip dari Antaranews.
Meski begitu, Ketua DPC PDIP Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengaku saat itu KTA milik Gibran belum dikembalikan. FX Rudy sebenarnya telah mengirim surat ke Gibran lewat Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa. Pengembalian KTA, menurut Rudy, hanya tinggal persoalan etika saja.
Keanggotaan Gibran dalam PDIP sebenarnya otomatis berakhir saat dirinya diusung menjadi calon wakil presiden dari gabungan partai politik lain. Gibran juga dinilai tidak tegak lurus dengan instruksi partai.
Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun menegaskan keanggotaan Gibran di PDIP telah selesai. Baginya, masalah anggota yang pindah, keluar, dan berhenti dari partai merupakan hal biasa.
Berkebalikan dari hal ini, Prabowo Subianto justru pernah mengatakan bahwa ia lebih senang jika Gibran tetap menjadi kader PDIP meski sudah dideklarasikan sebagai cawapres dari KIM untuk Pilpres 2024. Bagi Prabowo, semua parpol adalah rekan seperjuangan.
"Bagi kami, tidak ada masalah karena dirasa semua [partai] bagus. Jadi, kami menganggap semua partai adalah rekan seperjuangan, sama-sama anak bangsa Indonesia," kata Prabowo dilansir Antara, Selasa (24/10/2023).
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Ahmad Yasin & Iswara N Raditya