tirto.id - Ibu Negara Korea Selatan (Korsel), Kim Keon Hee, kembali menjadi perhatian publik setelah Presiden Korsel Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer (Martial Law) pada Selasa (3/12/2024). Lantas, kenapa Kim Keon Hee jadi sorotan?
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol menyebut bahwa ada aktivitas "antinegara" yang dilakukan oposisi. Jenderal Angkatan Darat, Park An Soo, ditunjuk sebagai komandan darurat militer untuk melarang semua kegiatan politik, rapat umum, dan demonstrasi.
Selang beberapa jam deklarasi darurat militer tersebut ditetapkan, Yoon Suk Yeol menyatakan mencabutnya. Hal ini dilakukan setelah mendapatkan penolakan dari mayoritas suara anggota di parlemen.
Di tengah kontroversi martial law tersebut, publik kembali menyoroti berbagai kontroversi yang berkaitan dengan Ibu Negara Korsel Kim Keon Hee. Kontroversi tersebut membuat suaminya, Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol, sempat meminta maaf secara terbuka di televisi nasional pada November 2024 lalu.
Setidaknya ada tiga kontroversi yang dilakukan Kim Keon Hee yang turut menjatuhkan popularitas suaminya. Kontroversi itu melibatkan kasus pemberian tas Dior yang dianggap seperti suap atau gratifikasi, memanipulasi pasar saham, hingga tuduhan plagiarisme.
Warga Korsel pun bergejolak cukup lama akibat ulah Kim Keon Hee. Presiden Yoon Suk Yeol lantas membela istrinya itu meski diakuinya sebagai Ibu Negara seharusnya istrinya tersebut bersikap lebih pantas.
Yoon Suk Yeol bahkan melakukan veto terhadap RUU yang menyerukan agar Kim Keon Hee diselidiki atas tuduhan yang berkembang. Yoon Suk Yeol turut berpendapat bahwa tuduhan pada istrinya telah dibesar-besarkan dan digambarkan sangat negatif.
Sebagai gantinya, seruan penyelidikan atas Kim Keon akan digantikan dengan pembentukan komite khusus. Komite ini bertugas mengawasi tugas resmi Ibu Negara.
Profil Kim Keon Hee
Kim Keon Hee adalah istri dari Presiden ke-13 Korsel, Yoon Suk Yeol. Keduanya menjadi penghuni Yongsan (Gedung Putih versi Korsel), sejak Yoon Suk dilantik menjadi presiden pada 10 Mei 2022.
Latar belakang Kim adalah pengusaha. Perempuan kelahiran 2 September 1972 tersebut memiliki perusahaan bernama Covana Content yang berdiri sejak tahun 2009. Di perusahaan pameran seni ini, Kim Keon Hee menjabat sebagai chief executive officer (CEO).
Kim pernah mengenyam pendidikan di Myungil Girls High School. Pengusaha kelahiran Yangpyeong, Korsel, itu lantas melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Kyonggi dan memiliki gelar seni.
Ia menikah dengan Yoon pada 2012. Kim pernah mengungkapkan bahwa dirinya telah mengenal Yoon untuk waktu yang lama. Saat menikah, Kim berusia 40 tahun dan Yoon 52 tahun.
Namun, pernikahan tersebut sampai kini belum dikaruniai anak. Keduanya hidup ditemani empat anjing dan tiga kucing.
Saat itu Yoon bekerja sebagai kepala Kantor Kejaksaan Distrik Pusat di Seoul. Adapun Kim tetap memilih berkarier sembari menjadi ibu rumah tangga.
Perjalanan hidup keduanya lantas sampailah ke babak baru saat Yoon terpilih menjadi Presiden Korsel ke-13 pada 10 Mei 2022. Namun, selama dua tahun menjadi Ibu Negara, justru Kim yang sering mendapat sorotan publik dengan kontroversinya.
Awal mula kontroversi Kim berasal dari tayangan video yang diunggah di Youtube pada kanal Voice of Seoul. Di situ Kim terlihat menerima tas Dior dari seorang pendeta yang ditaksir bernilai 3 juta won atau setara 2.200 dolar AS (sekira Rp31 jutaan). Rekaman video diambil dari spycam yang ada di sebuah jam tangan.
Hal ini menimbulkan kehebohan di warganet. Kim dinilai melanggar hukum Korsel tidak memperbolehkan pejabat publik dan pasangannya menerima apa pun bernilai lebih dari 750 dolar AS. Pemberian gratifikasi ini diduga terjadi pada September 2022 dan sempat membuat kesenjangan di tubuh partai yang mendukung Yoon.
Kontroversi selanjutnya yaitu KIM diduga terlibat manipulasi saham oleh beberapa anggota parlemen pada 2020. Saat itu suaminya, Yoon, masih menjabat sebagai jaksa agung.
Kim dituduh menjalankan skema manipulasi saham senilai 63,6 miliar won atau sekira 61 juta dolar AS yang berkaitan dengan Deutsche Motors. Saat itu tuduhan pada Kim dibatalkan dengan alasan dirinya tidak menyadari bahwa akunnya sudah disalahgunakan untuk memanipulasi saham.
Kontroversi lain dari Kim adalah plagiarisme. Kim diduga melakukan penjiplakan disertasi Ph.D dan makalah lainnya. Penyelesaian kasus ini setelah dilakukan penyelidikan selama 8 bulan oleh almamaternya, Universitas Kookmin, disimpulkan batas waktu lima tahun untuk memverifikasi makalah telah berakhir.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Balqis Fallahnda & Dipna Videlia Putsanra