Menuju konten utama

Presiden Iran Nilai Pemilu AS Antara Buruk dan Lebih Buruk

Presiden Iran Hassan Rouhani mengkritisi pemilihan presiden Amerika Serikat antara Donald Trump dan Hillary Clinton. Menurutnya, pemilu tersebut seperti memilih antara kandidat yang buruk dan paling buruk.

Presiden Iran Nilai Pemilu AS Antara Buruk dan Lebih Buruk
Calon presiden AS dari Demokrat Hillary Clinton tiba untuk menerima nominasi pada malam keempat dan terakhir di Konvensi Nasional Partai Demokrat di Philadelphia, Pennsylvania, AS 28 Juli 2016. REUTERS / Jim Muda TPX IMAGES OF THE DAY

tirto.id - Presiden Iran Hassan Rouhani mengkritisi pemilihan presiden Amerika Serikat antara Donald Trump dan Hillary Clinton. Menurutnya, pemilu tersebut seperti memilih antara kandidat yang buruk dan paling buruk.

Dalam kunjungannya ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS, Rouhani mengungkapkan tidak ada kandidat yang ia jagokan.

“Di PBB saya ditanya kandidat mana yang saya pilih, saya jawab, apa? Harus kah saya memilih yang buruk ketimbang yang lebih buruk, atau yang lebih buruk ketimbang yang buruk?” tutur Rouhani saat pidato di daerah Arak, Iran Tengah yang disiarkan oleh televisi lokal, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (24/10/2016).

Selain itu, dalam pidatonya, ia juga mengomentari debat antara Trump dan Clinton yang dipenuhi dengan tuduhan dan ejekan.

“Apa kamu lihat bagaimana mereka menuduh dan mengejek satu sama lain dalam debat? Apa kita menginginkan demokrasi seperti itu di negara kita? Apa kita menginginkan pemilu seperti itu di negara kita?” ujar Rouhani, yang kembali mencalonkan diri dalam pemilu presiden Iran di 2017 mendatang.

Pernyataan Rouhani tersebut merupakan komentar pertama yang pernah ia lontarkan terkait pemilihan presiden AS yang sedang berlangsung.

Rouhani juga menyebut tidak ada moralitas di AS dan menuding negara tersebut berpura-pura menerapkan demokrasi selama 200 tahun.

Televisi lokal Iran telah menayangkan dua debat antara Trump dan Clinton. Iran mengikuti pemberitaan kampanye kedua kandidat tersebut, dan kerap menyoroti isu ekonomi dan sosial di AS.

Sementara itu, Antara melaporkan, Rouhani telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara Barat termasuk menandatangani kesepakatan nuklir pada 2015 dengan negara-negara adidaya. Kesepakatan tersebut berujung dengan pencabutan sanksi dan memberikan secercah harapan Iran akan kembali ke kancah internasional.

Baca juga artikel terkait PEMILU PRESIDEN atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Politik
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh