tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat terbatas pada sesi pembukaan perdagangan, Jumat (6/10/2023) hari ini. Posisi IHSG diperkirakan berada pada rentang 6.789 sampai dengan 6.978.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya menuturkan, perkembangan IHSG saat ini masih bergerak konsolidatif. Namun, risiko potensi terjadinya koreksi dalam jangka pendek masih cukup besar.
“Diharapkan dapat memberikan sentimen positif terhadap pergerakan IHSG. Hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas,” kata William dikutip dari riset hariannya.
William menjelaskan tercatatnya arus deras capital outflow secara year to date serta melemahnya nilai tukar rupiah turut memberikan dampak terhadap emiten-emiten berkaitan dan membuat pasar bergerak lebih konsolidatif.
"Namun jelang rilis data cadangan devisa hari ini, diproyeksikan masih akan berada dalam kondisi stabil," imbuhnya.
Berikut beberapa rekomendasi dari Yugen Bertumbuh Sekuritas, untuk saham-saham berpotensi cuan pada perdagangan hari ini:
- UNVR
- JSMR
- BBNI
- CTRA
- ICBP
- TBIG
- LSIP
Sebelumnya, Kamis (5/10/2023) IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah di tengah penguatan bursa saham pada kawasan Asia.
IHSG ditutup melemah 11,75 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.874,83. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,56 poin atau 0,48 persen ke posisi 944,66.
“IHSG melemah terbatas dan Bursa Asia didominasi oleh penguatan, akibat dari turunnya harga minyak mentah dan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang diproyeksikan melemah,” kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dikutip dari Antara.
Untuk diketahui, tingkat suku bunga AS dipengaruhi oleh dua hal, yaitu inflasi dan data tenaga kerja, sehingga, data unemployment rate dan non-farm payrolls AS yang akan dirilis di Jumat (6/10/2023) sangat dinantikan oleh para investor.
Para ekonom memperkirakan 170.000 lapangan kerja tercipta pada September 2023, atau melambat dibandingkan 187.000 pada Agustus 2023, sementara itu, unemployment rate kemungkinan turun menjadi 3,7 persen dari 3,8 persen.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin