tirto.id - Calon Gubenur Jakarta Nomor Urut 3, Pramono Anung, berkelakar DKI Jakarta tak membutuhkan arsitek yang jago untuk membangun ibu kota, tetapi cukup dengan pemimpin yang memiliki hati.
Hal itu disampaikan Pramono, usai mendapat dukungan dari alumni ITB di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (7/10/2024) malam.
"Untuk memperbaiki Jakarta tidak memerlukan arsitek yang terlalu jago. Tetapi yang paling diperlukan adalah orang yang punya hati untuk memperbaiki Jakarta," kata Pramono.
Usai acara, reporter Tirto meminta penegasan kepada Pramono ihwal maksud pernyataannya itu. Pramono memilih enggan menjelaskan lebih lanjut. "Enggak ke siapa-siapa," tutur Pramono.
Lebih lanjut, Pramono mengatakan saat ini, Jakarta memiliki anggaran pendapatan daerah Rp81 triliun. Anggaran itu, kata dia, seharusnya cukup untuk membangun Jakarta.
"Sebenarnya cukup untuk membangun Jakarta," tutur Pramono.
Ia mengatakan, membangun Jakarta harus dengan inovasi, butuh kreativitas. Pramono menjamin mampu membangun Jakarta dengan pengalaman panjangnya selama 25 tahun menjadi pejabat, mulai dari Sekretaris Presiden Megawati, hingga Menteri Sekretaris Kabinet selama dua periode.
"Saya yakin, kalau saudara-saudara sekalian tadi malam melihat debat. Gak malu sebagai anak ITB. Gak malu sebagai anak ITB. Dan saya bersyukur pernah menjadi ketua himpunan," tukas Pramono.
Sebagai informasi, Pramono Anung berpasangan dengan Rano Karno alias Bang Doel pada Pilkada Jakarta. Pasangan ini mengusung slogan ‘Jakarta Menyala’ di Pilkada Jakarta 2024.
Slogan tersebut dipilih oleh pasangan diusung dari PDIP dan Hanura karena dinilai tidak ribet dan memiliki turunan cukup luas, termasuk sebagai bentuk strategi menggaet pemilih muda alias Gen Z.
Selain itu, slogan tersebut juga dianggap sudah sesuai dengan kondisi Jakarta yang identik dengan keberagaman. Slogan ‘Jakarta Menyala’ diharapkan mampu memberikan semangat baru untuk Jakarta. Ini sekaligus bertujuan untuk mengingatkan pentingnya memberikan rasa bahagia bagi masyarakat Jakarta.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang