Menuju konten utama

Program Jaringan Asmara ala Pramono demi Tampung Aspirasi Warga

Berbeda dengan JAKI (Jakarta Kini), Pramono menyebut program ini berfokus pada permasalahan utama yang ada di masyarakat.

Program Jaringan Asmara ala Pramono demi Tampung Aspirasi Warga
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, dalam agenda blusukannya dengan Warga Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (7/10/2024). Tirto.id/Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung Wibowo, akan menghadirkan program Jaring Asmara sebagai media untuk menyerap aspirasi masyarakat apabila dirinya terpilih dalam kontestasi Pilgub Jakarta 2024.

Pramono menjelaskan, program ini merupakan bagian dari upaya menyerap aspirasi masyarakat yang tidak dapat didatanginya secara langsung. Dia menyebut, masyarakat nantinya dapat menyampaikan masukan ataupun keluhan secara tertulis.

“Kami membuat [program] Jaringan Asmara itu apa yang menjadi problem di semua daerah, itu bagian dari kami belanja masalah. Kan gak semuanya saya masih bisa datengin. Tapi mereka juga dibuka ruang untuk menyampaikan secara tertulis,” jelas Pramono Anung saat ditemui di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (7/10/2024).

Program ini sebelumnya sudah sempat dikatakan saat sesi konferensi pers debat perdana Pilkada Jakarta di JIExpo Jakarta, Minggu (7/10/2024) malam. Program ini disebut bertujuan untuk menampung aspirasi agar kebijakan yang dijalankan nantinya dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Mantan Sekretaris Kabibet Indonesia Maju ini mengatakan sudah mulai mengedarkan formulir untuk program Jaring Asmara yang menjadi programnya tersebut. Menurut dia, hal ini akan membantu dalam menentukan arah kebijakan di Balai Kota apabila dirinya terpilih sebagai gubernur.

“Dan kami sudah mengedarkan form-nya ke RT/RW, sekarang ini kurang lebih sudah 1.200 lebih masukan yang sudah kami data, itu yang nanti menjadi bagian ketika kami harus membuat kebijakan di balai kota,” kata Pramono.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa program ini berbeda dengan JAKI. Dia menyebut, program ini berfokus pada permasalahan utama yang ada di masyarakat.

“Beda, kalau JAKI itu tuh tenaga kerja, kalau ini memang bagaimana pemerintah daerah mengetahui problem utama di masyarakatnya, kemudian membuat kebijakan berdasarkan itu seperti saya belanja masalah inilah. Kurang lebih sama deh ya,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Politik
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Irfan Teguh Pribadi