tirto.id - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, mengibaratkan capres Prabowo Subianto layaknya tokoh Batman dalam film The Batman ketika diserang Ganjar Pranowo-Anies Baswedan saat debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024).
Menurut Nusron, Batman kerap diserang karena merupakan seorang jagoan dalam film karya Maat Revees itu. Nusron pun menyamakan Prabowo seperti Batman yang sedang diserang oleh musuh-musuhnya.
"Kan, memang sudah biasa namanya jagoan itu selalu dikeroyok. Batman dari dulu juga dikeroyok terus menerus, biasa itu," kata Nusron di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Kamis (11/1/2024).
Dia mengatakan meskipun Batman diserang, tetapi di akhir film menjadi pemenang. Ia berkelakar Prabowo tak mungkin diserang kalau tak dinilai bisa menang satu putaran dalam perhelatan kontestasi Pilpres 2024.
"Tidak mungkin, Pak prabowo itu dikeroyok kalau tidak dianggap dan diyakini mereka menang dalam satu putaran. Jadi, mereka ingin mengeroyok itu biasa dalam pertempuran segitiga, karena biasa, kita juga biasa-biasa saja," tutur Nusron.
Debat ketiga Pilpres 2024 mengusung tema pertahanan, keamanan, hubungan luar negeri, globalisasi, dan geopolitik, itu Prabowo diserang Anies dan Ganjar.
Dalam debat ketiga yang diselenggarakan KPU RI di Istora Senayan, Jakarta itu, capres Anies Baswedan menyoroti anggaran alutsista.
Dana yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan, kata Anies, sungguh besar, yakni Rp700 triliun. Namun sayangnya, digunakan untuk membeli alutsista bekas.
Selain itu, pembelian alutsista bekas itu melibatkan orang dekat Prabowo melalui perusahaannya. Padahal, anggaran itu seharusnya digunakan untuk program pertahanan siber dan program lainnya yang lebih dibutuhkan.
Bagi Anies, keterbukaan anggaran dan pengelolaannya harus dibuka di hadapan publik sebagai pertanggung jawaban. Dia pun menantang Prabowo membuka data yang dimilikinya di ruang publik, bukan di tempat tertutup.
Prabowo lantas membantah bahwa dia hanya memberikan data di ruang tertutup. Dia menegaskan bahwa semua program yang dilaksanakannya sudah dipaparkan terlebih dahulu dengan Komisi I DPR RI sebagai salah satu pertanggung jawaban.
Prabowo juga menyayangkan bahwa Anies hanya mengungkap kejelekan-kejelekan. Hal itu dipandangnya sebagai sikap yang tak patut.
Sementara itu, Ganjar Pranowo membeberkan data indeks pertahanan dalam Minimum Essential Force (MEF) menurun dalam satu tahun terakhir. Penyebabnya pun dipertanyakan Ganjar kepada Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.
Menurut Ganjar, Global Peace Index Indonesia, institut ekonomis, Global Military Index, International Center Conflict Study, Lowy Institute Asia Power, anggaran pertahanan, dan kapabilitas militer Indonesia menurun.
"Pak Prabowo Saya mau bertanya kepada bapak termasuk kemudian capaian MEF kita hanya 65,49 persen dari target 79 persen. Mengapa terjadi penurunan dan apa solusinya?" ucap Ganjar mempertanyakan kepada Prabowo, Minggu (7/1/2024).
Capres Prabowo Subianto kemudian menerangkan alasan turunnya indeks pertahanan itu dengan mengutarakan mengenai pengalihan anggaran karena beberapa keadaan darurat. Prabowo juga menjelaskan mengenai alasan pembelian pesawat bekas.
Ganjar lalu menyayangkan jawaban Prabowo yang tidak menjelaskan mengenai turunnya indeks pertahanan. Sebab, baginya bukan mengenai keuangan dan dia pun tak menyinggung pembelian alutsista bekas.
Ganjar dan Anies juga menilai kinerja Kementerian Pertahanan yang dinahkodai Prabowo Subianto. Semula Anies bertanya kepada Ganjar perihal penilaian kinerja Kemenhan di bawah komando Prabowo Subianto.
"Bapak waktu itu pernah memberikan penilaian atas kinerja penegakan hukum di Indonesia, bapak beri skor lima atas kinerja hukum di Indonesia. Pertanyaannya sekarang terkait dengan pertahanan berapa skor yang bapak berikan?" tanya Anies kepada Ganjar.
Ganjar lantas menjawab pertanyaan Anies dengan memberikan skor lima terkait kinerja Kementerian Pertahanan. Ganjar lantas meminta Anies untuk memberikan penilaian terhadap kinerja Kemenhan. Anies kemudian menjawab 11 dari 100.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto