tirto.id - Presiden Prabowo Subianto curhat diejek dan ditertawakan beberapa pihak saat mengenalkan program makan bergizi gratis (MBG) di depan ribuan guru. Ia mengaku pernah disebut orang gila karena kerap membicarakan program yang akan berjalan pada Januari 2025 itu di berbagai tempat.
"Waktu saya canangkan program ini saya diejek, saya ditertawakan, saya dibilang saya ini setengah gila atau mungkin sudah gila," kata Prabowo dalam pidatonya di Hari Guru Nasional, di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2024).
Prabowo menuturkan, orang-orang menertawakannya karena ragu APBN Indonesia mampu untuk memberi makan ke anak-anak dan ibu hamil se-Indonesia.
"Mana mungkin kasih makan ke semua anak Indonesia, mana mungkin, saya katakan mungkin dan akan," kata dia.
Dia menegaskan jika selama ini bangsa Indonesia selalu takut sebelum bertindak. Oleh karena itu, dia ingin mengajak semua bangsa Indonesia untuk berani bertindak dan tak takut bercita-cita dalam kehadiran program makan bergizi gratis.
"Kita harus jadi bangsa yang berani, jangan sebelum apa-apa mana mungkin, menyerah sebelum berusaha, menyerah sebelum berjuang," katanya.
Dalam kesempatan itu dia mengajak kepada seluruh menteri, wakil menteri dan direktur jenderal untuk bekerja secara sungguh-sungguh demi kepentingan rakyat. Dalam pelaksanaan Hari Guru Nasional tersebut hadir sejumlah menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih serta Panglima TNI dan Kapolri.
"Saya mengajak semua menteri, semua wamen, semua dirjen, semua pemimpin saya mengajak mereka, sekarang sungguh sungguh kita harus berjuang bekerja sebesar besarnya untuk kepentingan rakyat kita," kata dia.
Sebelumnya, Ketua Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengatakan pemerintah akan menjalankan program MBG pada 2025. Ia mengatakan, program itu akan berjalan pada Januari 2025 dan diawali dengan 3 juta anak.
“Januari mungkin kita 3 juta anak, untuk 3 bulan pertama. (Tiga bulan berikutnya) kita tambah doubling,” jelas Dadan di Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Penulis: Irfan Amin
Editor: Andrian Pratama Taher