tirto.id - Tahun ini Polri memutuskan mengubah nama operasi Tinombala. Hal tersebut diungkapkan dalam Rapat Pimpinan Polri 2021.
“Operasi Tinombala sekarang berubah sandinya menjadi Operasi Madago Raya,” ucap Asisten Operasi Kapolri Irjen Pol Imam Sugianto dalam Rapat Pimpinan Polri, Rabu (17/2/2021). Operasi tahap pertama berlangsung sejak 1 Januari-31 Maret 2021.
Tinombala merupakan operasi gabungan yang dilakukan oleh TNI dan Polri sejak tahun 2016. Target lokasi berada di kawasan Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Tujuannya waktu itu untuk menangkap teroris Santoso beserta jaringannya. Operasi Tinombala kemudian diperpanjang hingga akhir 2020 sampai akhirnya diubah nama sandinya menjadi Operasi Madago Raya.
Target Operasi Madago Raya Tahap I ialah 33 buronan Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) dan jaringannya; senjata api, amunisi dan bahan peledak; penyuplai senjata dan bahan pendukung lain; serta jaringan pendukung MIT.
Sementara itu, Operasi Nemangkawi di tahun ini dimulai dari 1 Januari-31 Juni 2021. Target satuan tugas ini adalah kelompok bersenjata di Papua; kelompok kriminal politik; organisasi pendukung otonomi khusus Papua Jilid II; organisasi Petisi Rakyat Papua penolak otonomi khusus; kelompok klandestin; tempat yang digunakan kelompok bersenjata dan kelompok politik untuk beraktivitas; serta peralatan dan perlengkapan atau benda yang berkaitan dengan aksi kelompok bersenjata dan kelompok politik.
“Dalam penyusunan Operasi Nemangkawi tahun lalu di akhir tahun, mohon Intelkam dengan jajaran Direktur Intel, mengoptimalkan Satgas Nusantara untuk mengelola (memantau) kelompok Aliansi Mahasiswa Papua (AMP),” kata Imam.
Berdasarkan pemetaan Polri, ada AMP berada di 14 wilayah dan kelompok itu dianggap menggalang suara. “Dilakukan operasi penggalangan, sehingga betul bisa kami lemahkan dukungan mereka (terhadap), niat yang akan digulirkan di Papua,” tandasnya.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Restu Diantina Putri