tirto.id - Pemerintah memprediksi 146,48 juta orang akan melakukan perjalanan mudik di masa libur Idulfitri 1446 Hijriah. Sejumlah strategi pengamanan dan pengaturan lalu lintas pun akan diberlakukan untuk mengatasi kepadatan yang terjadi.
Polri melalui Operasi Ketupat 2025 mengerahkan 164.298 personel untuk melakukan pengamanan dan pengaturan arus lalu lintas di jalur mudik, lokasi wisata, hingga pusat keramaian. Korlantas Polri pun menyiapkan rekayasa lalu lintas mulai dari one way, contraflow, hingga ganjil genap di sejumlah titik jalur tol yang diprediksi akan terjadi kepadatan.
Kabag Ops Korlantas Polri, Kombes Aries Syahbudin, menerangkan, bersama dengan kementerian dan lembaga terkait telah disepakati sejumlah kebiajakan untuk mengurai kepadatan, salah satunya Work From Anywhere (WFA). Kebijakan ini ditujukan mengurai kepadatan pada saat puncak arus mudik yang diprediksi terjadi pada 28, 29, 30 Maret 2025.
"Pemberlakuan WFA itu kan tujuannya agar puncaknya tidak terlalu tinggi, sehingga masyarakat terbagi untuk dapat memiliki waktu yang lebih panjang untuk melaksanakan perjalanan," kata Aries di Command Center KM 29 Tol Jakarta Cikampek (Japek), Rabu (26/3/2025).
Aries mengemukakan, dengan adanya libur sekolah sejak 21 Maret 2025, pergerakan kendaraan keluar Jakarta pun juga sudah mulai terlihat. Meskipun, angkanya tidak terlalu signifikan.
"Mulai tanggal 21, Jumat minggu lalu, itu saat pelajar sudah mulai diliburkan dan dilaksanakan kebijakan WFA dimulai tanggal 24, kita sudah memprediksi bahwa di tanggal tersebut akan terjadi gelombang keberangkatan masyarakat," ucap Aries.
Penjelasan Aries mengenai kondisi terkini situasi arus mudik dan sistem pengamanannya kemudian dijelaskan lebih lengkap dalam wawancara khusus bersama Tirto berikut ini.
Titik kemacetan ada di mana saja berdasarkan pemetaan Korlantas Polri?
Jadi, di bidang Kamseltibcarlantas Korlantas Polri itu membagi empat cluster untuk pengamanan. Yang pertama ruas tol-tol yang menjadi favorit masyarakat untuk dilewati. Kemudian beberapa ruas tol yang menjadi atensi kita seperti ruas Jakarta-Cikampek, ruas Cipali, ruas Cipularang. Kemudian, beberapa ruas tol, seperti Jakarta-Cikampek maupun Semarang.
Nah di situ menjadi titik-titik perhatian karena ada beberapa hambatan yang terjadi di lokasi tersebut, antara lain ya adanya bottleneck, adanya beberapa pertemuan arus, maupun adanya beberapa hambatan lain.
Kemudian di jalur-jalur arteri, yang kedua itu beberapa ruas yang memang menjadi atensi kita ya, seperti jalur Pantura, kemudian juga di daerah Bandung, dari mulai Bandung, Nagrek, Garut, dan Tasik. Kemudian dari pejagaan sampai dengan Bumiayu, dari Purwokerto, dan beberapa ruas lain. Seperti di Jawa Timur juga menjadi atensi kita, di pertigaan mengkreng, yaitu pertemuan antara tiga kabupaten di Jombang, Nganjuk, dan Kediri. Jadi itu juga arteri.
Kemudian di lokasi penyeberangan, beberapa yang menjadi atensi kita, jadi titik krusial untuk kita waspadai adalah titik penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni. Kemudian ada juga penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Kemudian selesai itu juga ada lokasi-lokasi yang menjadi tujuan atau sasaran masyarakat yang akan melaksanakan aktivitas selama lebaran, seperti lokasi wisata, pusat perkumpulan atau keramaian, dan lokasi-lokasi lain termasuk lokasi ziarah yang nanti biasanya pada saat hari H dan hari H+1 yang akan ramai dikunjungi oleh masyarakat yang akan datang.
Apakah sudah ada dampak signifikan kepada arus kendaraan usai libur sekolah dan pemberlakuan WFA?
Yang kita lihat di data yang ada pada 21 Maret sore, kemudian 22 Maret itu terjadi peningkatan dibandingkan laporan harian rata-rata yang melintasi ruas tol yang keluar Jakarta. Kemudian di tanggal 24, 25 ini terjadi peningkatan, tapi tidak terlalu signifikan, tapi di tanggal 26 itu terjadi peningkatan tadi pagi bahwa masyarakat itu sudah mulai jalan. Jadi apakah WFA itu berpengaruh? Ya.
Karena sudah ada tadi malam itu di tanggal 25 sampai dengan pukul 22.00 itu sudah ada lebih dari 30,5% masyarakat yang sudah melaksanakan perjalanan untuk mudik, untuk meninggalkan kota Jakarta.
Adakah kemungkinan pergeseran puncak arus mudik karena terurai lebih awal dengan kebijakan WFA?
Tetap kita sampaikan bahwa puncak perjalanan itu tetap di tanggal 28, 29, 30.
Seberapa siap posko-posko pengamanan yang didirikan oleh Korlantas dan kementerian/lembaga terkait?
Jadi kita sudah menggeser personel-personel kita, mulai dari Mabes Polri sampai dengan seluruh satuan kewilayahan untuk melaksanakan pengamanan. Termasuk pembuatan pos layanan, pos pengamanan, maupun pos terpadu yang tujuannya untuk memberikan rasa aman, rasa nyaman kepada masyarakat.
Itu sudah harus berdiri di tanggal 19 Maret. Jadi sudah mendahului dari apa yang kita prediksan di tanggal 21 sore itu akan terjadi peningkatan harus laluin. Jumlah yang dibangun di seluruh Indonesia sebanyak 2.835 pos pelayanan, pengamanan, maupun pos terpadu.
Bagaimana upaya Polri menekan angka kecelakaan di masa mudik tahun ini?
Sebelum kita melaksanakan Operasi Ketupat, di Februari, itu Polri melaksanakan operasi keselamatan lalu lintas 2025. Itu selama 14 hari. Di mana salah satu tujuan dari pelaksanaan operasi keselamatan itu sendiri adalah menciptakan kondisi atau mempersiapkan masyarakat, kendaraan, infrastruktur maupun lokasi yang akan dituju. Itu lebih berkeselamatan dan lebih siap untuk menghadapi lonjakan kegiatan masyarakat maupun pergerakan arus lalu lintas di masa mudik Lebaran 2025.
Beberapa kegiatan yang kita lakukan dalam operasi keselamatan tersebut ditekankan pada kegiatan yang bersifat preventif dan ada kegiatan penegakan hukumnya untuk kasus-kasus tertentu. Sebagai contoh bahwa kegiatan yang kita lakukan di bidang preventif, antara lain itu kita datangi masyarakat-masyarakat atau komunitas-komunitas yang biasa menggunakan kendaraan yang angkutan umum yang tidak legal agar menggunakan angkutan umum yang lebih berkeselamatan, kemudian juga bisa memanfaatkan lebih gratis.
Kemudian kita juga mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan roda dua dan bekerja sama dengan seluruh stakeholder kementerian dan lembaga untuk menyatukan kegiatan mudik gratis yang lebih terpadu. Jadi tidak ada lagi mudik gratis yang akhirnya kosong dan ini diharapkan masyarakat banyak memanfaatkan ini, sehingga mengurangi penggunaan roda dua yang salah satunya di hasil evaluasi kita menyumbang 75 persen dari jumlah kecelakaan yang ada.
Apabila masyarakat masih menggunakan roda dua, beberapa upaya yang kita lakukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk bisa beristirahat sejenak di pos-pos pelayanan tadi ya. Kemudian kita kumpulkan di beberapa titik tertentu masyarakat yang roda dua ini kemudian kita kawal antar kota. Di Jawa Tengah juga ada beberapa program, antara lain bahwa sampai mereka di daerah Brebes juga ada beberapa program kendaraan yang dinaikkan truk motornya dan masyarakatnya juga dinaikkan angkutan bus yang disiapkan.
Seberapa efektif program mudik gratis dalam menekan angka kecelakaan?
Contoh yang kami dapatkan informasi dari teman-teman Jasaraharja, bahwa BUMN yang melaksanakan mudik gratis itu dikelola oleh Jasaraharja itu memberangkatkan lebih kurang 100 ribu dari berbagai moda transportasi. 100 ribu ini kalau pakai roda dua, ini sangat-sangat mengurangi resiko yang akan terjadi di jalan apabila masyarakat tetap memaksakan roda dua.
Bagaimana Korlantas Polri menertibkan travel gelap yang merebak saat masa mudik?
Sebelum melaksanakan Operasi Ketupat kita melaksanakan operasi keselamatan yang salah satu targetnya adalah kendaraan. Selain kita melaksanakan rem cek untuk menyiapkan kendaraan yang berkeselamatan, kita juga melaksanakan penindakan maupun pembinaan terhadap masyarakat yang biasanya melakukan usaha-usaha untuk menjaring masyarakat menggunakan kendaraan-kendaraan pribadinya untuk angkutan yang kalau kita kenal dengan travel gelap untuk masyarakat itu sendiri.
Pada saat Operasi Keselamatan itu dilaksanakan di seluruh Polda, di mana kita sempat merilis di Polda Metro saja pada saat itu lebih dari 100 kendaraan travel gelap yang terjaring. Tapi memang masih banyak yang digunkan masyarakat, menggunakan travel karena dirasakan lebih murah, lebih fleksibel, dan ini kemudian kita sasar komunitas-komunitas yang ada, yaitu komunitas, misalnya komunitas penjual bakso atau komunitas penjual jamu, atau komunitas-komunitas yang satu daerah. Ini yang kita sasar untuk kita sasar untuk menggunakan dan kita alihkan ke mudik gratis.
Apabila ada situasi genting dan membutuhkan evakuasi cepat di tengah kepadatan arus mudik, apa yang akan dilakukan?
Jadi pemerintah pasti menyiapkan itu, kegiatan-kegiatan emergensi termasuk di bidang transportasi pada saat terjadinya musibah. Kalau di Polri, kemudian juga Basarnas itu memang mempersiapkan di beberapa titik untuk kecepatan evakuasi apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satu titik yang menjadi lokasi standby helikopter ambulans tersebut ya start line di kilometer 29 ini.
Dan kita harapkan tidak terjadi kecelakaan yang patal yang harus kita mengirimkan helikopter ini, tapi kita siap apabila terjadi beberapa titik kita membagi habis dengan kementerian dan lembaga lain hingga jangkauannya bisa lebih cepat dan dijangkau oleh seluruh armada yang dimiliki.
Bagaimana penggunaan CCTV dan AI dalam pengamanan mudik?
Memang teknologi itu memudahkan pekerjaan kita untuk pengambilan keputusan. Seperti yang kita lakukan di ruangan Command Center 29 ini, bahwa seluruh sistem yang ada, baik ini dimiliki oleh Korlantas Polri itu sendiri maupun dimiliki oleh stakeholder terkait, seperti Jasa Marga, kemudian Astra, ASDP, dan lain lain ini tergabung secara terkonektif yang ada di sini. Sehingga, pada saat kita akan melaksanakan pengambilan keputusan terhadap rekayasa lalu lintas, apabila terjadi sesuatu hal, misalnya kepadatangan lalu lintas atau mungkin ada kejadian kontingensi dan lain-lain, ini bisa terkontrol dan dilakukan secara terkonektif.
Sebagai contoh, misalnya bahwa terjadi kepadatan di Pelabuhan Merak karena cuaca. Di sana kita bisa melihat dari sana, menginformasikan dari sana, baik itu melalui HT maupun melalui CCTV dan sistem alat yang ada, kita akan melakukan kegiatan delaying system atau pengalihan-pengalihan ke pelabuhan-pelabuhan yang lain yang bisa kita lakukan dengan cara memantau seluruh sistem yang ada. Delaying system itu bisa sudah disepakati bersama dan itu menjadi protap yang memang diketahui oleh seluruh pihak.
Dan ini bisa berlangsung karena seluruh stakeholder memiliki sistem-sistem pengamanan yang terintegrasi di command center-nya. Jadi di sini memang command center-nya untuk Polri. Kemudian kalau di pelabuhan juga sama sistemnya seperti ini tapi memang lebih di fokuskan untuk pengaturan di wilayah pelabuhan.
Apakah penindakan dengan ETLE tetap dilakukan kepada para pemudik yang melanggar aturan?
Jadi Operasi Ketupat itu operasi kemanusiaan. Kita menekankan kegiatan yang bersifat pre-emptive maupun pre-emptive. Tapi penegakan hukum tidak ditinggalkan.
Penegakan hukum tetap dilakukan karena pergerakan masyarakat kan tetap, bukan hanya di arus yang akan kembali ke daerah yang masing-masing, kegiatan di perkotaan tetap ada, pelanggaran lalu lintas tetap ada, dan sistem itu bekerja secara 24 jam real time dan secara otomatis.
Jadi penegakan hukum tetap dilakukan untuk berdasarkan lokasi-lokasi yang memang kita pasang alat tersebut dan antisipasi terhadap pelanggaran yang sering terjadi di lokasi tersebut.
Platfom apa saja yang disediakan Korlantas Polri untuk bisa memfasilitasi masyarakat menjangkau informasi arus mudik?
Pemerintah banyak menyediakan platform-platform yang kita saling berbagi informasi. Sebagai contoh, kalau kita ingin mengetahui situasi di ruas jalan tol, itu ada aplikasi Travoy-nya Jasa Marga. Yang di situ juga bisa bergerak pada di dalam aplikasi tersebut juga ada sistem yang bisa terkoneksi dengan kepolisian lalu lintas, dalam arti misalnya ada tombol polantas menyapa, dia tinggal pencet, dia akan langsung terkoneksi di contact center-nya polisi lalu lintas.
Kemudian melalui media-media sosial yang pasti sudah paling gampang diikuti, baik itu milik Polri maupun kementerian dan lembaga yang lain itu sudah ada, yang bisa diikuti dan informasinya pasti satu, jadi sama. Kita juga dikoordinir oleh Kementerian Komdigi untuk bisa men-share informasi-informasi agar lebih cepat.
Selain itu juga masyarakat juga di ruas-ruas tertentu itu akan diberikan informasi-informasi yang bersifat yang sudah, yang sudah existing ada. Seperti kalau kita masuk tol itu lihat kecepatan itu berapa, ruasnya seperti apa, itu merupakan informasi-informasi yang bisa kita berikan masyarakat untuk melaksanakan mudik ini lebih baik lagi dan lebih mudah.
Bagaimana sistem yang diterapkan di pelabuhan mengingat arus mudik dan Nyepi berada di satu momentum?
Jadi untuk menghadapi permasalahan berdempetnya kedua Hari Raya antara Nyepi dengan Hari Raya Lebaran, khususnya kendaraan atau Pulau Bali, itu kita sudah mengadakan kesepakatan dengan seluruh stakeholder, baik itu ASDP, baik itu pemerintah daerah, maupun Direktorat Lalu Lintas Bali dan Direktur Lalu Lintas Jatim untuk pelaksanaan pengaturannya. Di mana untuk kendaraan yang akan memasuki Pulau Bali, itu akan ditutup di tanggal 28 pukul 17.00. Jadi pukul 17.00 kendaraan yang akan ke Bali itu tutup, jadi tidak ada penyeberangan ke Bali.
Namun untuk kendaraan yang akan meninggalkan Pulau Bali, itu akan ditutup di tanggal 29 pukul 05.00. Jadi itu pola yang kita sepakati bersama.
Kenapa ini berbeda? Karena untuk yang akan ke Pulau Bali, kita tutup di pukul 17.00 di tanggal 28.00. Pada saat mereka sampai di Dermaga, Gilimanuk, mereka masih punya kesempatan untuk menuju lokasinya masing-masing. Sehingga tidak terjebak di tengah-tengah pada saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi itu sendiri.
Karena kita ketahui bahwa sebelum Hari Raya Nyepi, ada beberapa kegiatan keagamaan yang melibatkan banjar atau desa di sepanjang jalur yang akan kena imbasnya.
Namun kalau keluar dari Bali, pukul 05.00 sampai dengan Pelabuhan Ketapang, itu Pelabuhan Ketapang masih buka. Jadi mekanisme yang disepakati bukan hanya dari yang kepolisian, tapi disepakati oleh seluruh sektor.
BMKG memprediksi cuaca ekstrem tetap akan terjadi hingga lebaran, bagaimana kesiapan menghadapi kondisi itu?
Jadi kalau berdasarkan data dari BMKG bahwa memang akan terjadi, masih akan terjadi hujan sampai dengan menjelang hari raya, khususnya di Jawa bagian tengah. Dan ini menimbulkan potensi kerawanan lalu lintas, kemudian juga kerawanan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, dan lain-lain.
Tapi intensitasnya lebih rendah dibandingkan matahari kemarin. Nah ini juga kita koordinasikan dengan seluruh satuan wilayah, mereka berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait di lokasi-lokasi yang ada, mereka sudah melaksanakan mitigasi. Jadi lokasi-lokasi yang memang terjadi kerawanan di lokasi tersebut dikoordinasikan dengan stakeholder terkait atau kementerian terkait terkait untuk menyiapkan kendaraan-kendaraan emergensi yang diperlukan.
Khusus lalu lintas, memitigasinya apabila terjadi bencana di lokasi tersebut, apakah kita memperlancar untuk kendaraan keluar masuk untuk melaksanakan evakuasi, maupun kita melakukan cara bertindak untuk mengalihkan masyarakat agar tidak terjebak kepadatan.
Rest area menjadi salah satu titik rawan kemacetan dan kriminalitas, upaya apa yang sudah disiapkan untuk mengantisipasi hal itu?
Jadi dengan sistem yang ada, di sini yang sistem yang dimiliki oleh Jasa Marga ada namanya rest area management system.
Jadi kita dari segi kepadatan rest area, kita sudah bisa monitor. Kita sudah punya cara bertindak di mana begitu rest area terisi 70 bahkan 80 persen, itu sudah mulai dikurangi kendaraan yang masuk rest area dan persiapan untuk dialihkan. Ini memang permasalahan yang timbul setiap perayaan pelaksanaan mudik maupun balik pada hari raya adalah ketidaktersediaan kapasitas yang memadai di rest area.
Yang pertama apabila rest area itu ditutup atau dialihkan oleh petugas, percayalah bahwa itu memang terjadi kepadatan di rest area tersebut, jadi bukan karena hal yang lain. Diharapkan masyarakat mengikuti apa yang diimbau oleh petugas untuk menuju rest area berikutnya atau keluar dari tol terdekat. Apakah nanti biaya tolnya bertambah? Tidak. Saya analogikan jika masyarakat berangkat dari Jakarta sampai Semarang kemudian membayar tarif tol katakanlah Rp400 ribu.
Bila masyarakat keluar dulu ke misalnya ke Brebes untuk kuliner atau istirahat sejenak kemudian masuk lagi, biaya totalnya itu tetap sama. Jadi tidak ada penambahan biaya. Ya betul dari Jakarta ke Brebes nge-tap bayar dulu tapi setelah itu masuk lagi akan nge-tap lagi tapi total biayanya itu akan sama.
Kemudian di tiap rest area yang ada, polisi itu menempatkan pos-pos pengamanan untuk melaksanakan pengaturan tadi. Pengaturan flow di dalam rest area maupun melaksanakan pengamanan terhadap masyarakat yang beristirahat di rest area. Ya ini biasanya ada anak hilang atau mungkin ada yang pecah kaca dan lain-lain. Ini ada pos-pos pengamanan yang kita dirikan di masing-masing rest area tersebut dan biasanya di lokasi-lokasi yang mudah terlihat.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Anggun P Situmorang