Indeks Operasi Tinombala

Operasi Madago Raya Tahap I menargetkan 33 buronan Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) dan jaringannya dan dimulai sejak 1 Januari-31 Maret 2021.

Masa kerja Satgas Tinombala kemungkinan besar akan diperpanjang karena 11 DPO dari kelompok Mujahid Indonesia Timur (MIT) belum tertangkap.

Pemerintah diminat melakukan evaluasi terhadap metode intelijen Satgas Tinombala di Sulawesi Tengah dalam perburuan kelompok MIT.

Mulai dari Tim Densus 88, pasukan TNI ditambah dukungan drone serta intel IT dikerahkan untuk menangkap Ali Kalora dan kelompoknya.

Dua petani di Poso tewas diduga akibat salah tembak oleh anggota Satgas Tinombala.

Masa Kerja Satgas Tinombala diperpanjang. Pun dengan Operasi Kontijensi Aman Nusa II. 

Dua petani diduga ditembak oleh Satgas Tinombala yang memburu "jaringan teroris" di Poso.

Pihak kepolisian mengatakan saat ini kekuatan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terbagi atas dua kelompok dan hanya memiliki empat senjata.

Satgas Tinombala menangkap Aditya alias Idad alias Kuasa usai baku tembak dengan lima anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Satgas Tinombala menewaskan satu orang buron atas nama Basir alias Ramzi dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) saat baku tembak.

Sejarah hidup Ali Kalora terkait erat dengan sepak-terjang mantan pemimpin MIT yang sebelumnya telah tewas, yakni Abu Wardah Asy Ayarqi alias Santoso.

Satu personel Tinombala meninggal. Ada luka di kepala. Satu pistol dan telepon genggam ditemukan di dekat jenazahnya. Beberapa jam sebelum meninggal, ia berpesan minta didoakan oleh ibunya agar diberi keselamatan, usai bertugas di Poso.

Satu anggota personel Tinombala tewas dengan luka tembak di bagian kepala. Ditemukan pistol dan handphone di samping korban. Ia seharusnya pulang setelah masa tugasnya selesai.

Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala menembak mati seorang terduga teroris yang tergabung dalam kelompok jaringan Santoso di Poso. Terduga teroris tersebut merupakan warga negara asing asal Cina bernama Ibrahim. Ia diduga berasal dari etnis Uighur.

Santoso, pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) memang telah meninggal dalam baku tembak dengan aparat saat Operasi Tinombala. Namun, menurut dosen Universitas Brawijaya, Fajar Shodiq Ramadlan ancaman terorisme harus tetap diwaspadai.

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, operasi Tinombala tetap akan dilanjutkan meskipun pimpinan teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso diduga telah tewas dalam baku tembak yang terjadi pada Senin kemarin.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Polisi Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya belum memastikan jenazah teroris yang tertembak di Poso, Sulawesi Tengah jasad Santoso atau bukan, sebab Mabes Polri masih menunggu proses identifikasi yang dilakukan oleh Tim DVI.

Anggota Komisi I DPR, Charles Honoris memuji Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian karena dinilai berhasil meringkus teroris yang diduga Santoso pada operasi Tinombala.

Evakuasi dua pria anggota kelompok sipil bersenjata yang tewas dalam baku tembak di Poso masih dilakukan. Salah satu jenazah diduga sebagai Santoso, pimpinan kelompok tersebut.

Wapres Jusuf Kalla menghargai kinerja tim gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Tinombala untuk membekuk jaringan teroris yang dipimpin Santoso.