tirto.id - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memastikan operasi Tinombala tetap berlanjut meskipun pimpinan gerakan terorisme Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso alias Abu Wardah diduga sudah tewas dalam baku tembak yang terjadi pada Senin (18/6/2016) kemarin.
Pernyataan tersebut ditegaskan Kepala Divisi Humas (Kadivhumas) Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Jakarta, Selasa (19/6/2016). "Kegiatan Operasi Tinombala masih tetap dilanjutkan," ujarnya.
Menurut Rafli, operasi Tinombala tetap dilakukan untuk menuntaskan pemberantasan para pengikut Santoso. "Untuk menuntaskan pemberantasan tindak pidana terorisme dan mengantisipasi munculnya benih-benih [terorisme] baru," katanya.
Menurutnya, Satgas Tinombala dibagi atas empat sektor pengintaian yang diantaranya Poso Pesisir Utara, Tokorondo, dan Poso Pesisir Timur.
"Dengan pembagian empat sektor pasukan Tinombala, semoga mereka [teroris] semakin terbatas ruang geraknya karena jalur logistik semakin sulit, ruang gerak makin terbatas sehingga diharapkan tenaga [teroris] semakin terkuras," katanya.
Satgas Tinombala merupakan tim khusus yang dibentuk untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Santoso di hutan Poso. Tim ini merupakan gabungan dari prajurit TNI dan Polisi yang jumlah totalnya lebih dari 3.000 orang.
Selama ini, kerja sama TNI dan Polisi yang tergabung dalam Satgas Tinombala cukup efektif menyulitkan pergerakan kelompok Santoso. Sudah banyak anggota kelompok Santoso yang berhasil ditangkap oleh tim Satgas Tinombala.
Sebelumnya pada Senin (18/7/2016), Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Tatang Sulaiman, menyebutkan, batalyon Raider 515 Kostrad,Satgas Tinombala, baku tembak dengan kelompok Santoso dan menyebabkan salah satu terduga Santoso, tewas.
Lokasi baku tembak terjadi di Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulawesi Tengah yakni sekitar 60 kilometer dari Poso.
"Jadi ada kontak senjata di koordinat UTM 2027-6511. Kontak tembak dari satuan tugas Batalyon Raider 515 Kostrad. Yang jelas ini tim satgas penugasan pengejaran Santoso," kata Kapuspen TNI.
Jenderal bintang dua ini menyebutkan, baku tembak terjadi pada Senin (18/7) sekitar pukul 17.00 WIT. Ada lima orang yang terlibat baku tembak dengan tim Satgas Tinombala, dua orang di antaranya tewas. Salah satunya diduga merupakan Santoso.
"Dua orang meninggal salah satu cirinya berjenggot dan mempunyai tahi lalat yang cirinya dicurigai mirip Santoso," jelas Tatang.