Menuju konten utama

Polri Antisipasi 23 Titik Macet di Tol selama Mudik Lebaran 2022

Terdapat dua titik di wilayah Banten, dua titik di DKI Jakarta, tujuh titik di Jawa Barat, enam titik di Jawa Tengah, dan enam titik di Jawa Timur.

Polri Antisipasi 23 Titik Macet di Tol selama Mudik Lebaran 2022
Foto udara sejumlah kendaraan antre saat melintasi pos pemeriksaan kesehatan arus balik di Tol Jakarta-Cikampek KM 34 B di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (16/5/2021). Kementerian Perhubungan memprediksi arus balik pemudik untuk kembali ke Jabodetabek (Jakarta,Bogor,Depok,Tangerang,Bekasi) pada 16 sampai dengan 20 Mei 2021. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/rwa.

tirto.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan ada 23 titik tol yang rawan kepadatan saat mudik Idulfitri 2022.

“Wilayah Banten ada dua (titik), DKI Jakarta ada dua (titik), Jawa Barat ada tujuh (titik), Jawa Tengah ada enam (titik), dan Jawa Timur ada enam (titik),” kata dia di Mabes Polri dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral, Kamis, 14 April 2022.

Salah satu penyebab kemacetan adalah penyempitan jalan yang berada di KM 26 Tol Jakarta-Merak, dari 4 lajur menjadi 2 lajur; KM 48-50 tol arah Cikampek, dari 5 lajur menjadi 3 lajur; KM 31-37 Tol Cikampek dari Jakarta, dari 4 lajur menjadi 3 lajur dan KM 70-72, dari 3 lajur menjadi 2 lajur.

"Ini adalah potensi-potensi perlambatan dan juga potensi kemacetan yang harus kami urai," ujar Sigit. Polri pun memprediksi kepadatan kendaraan mulai meningkat sejak cuti bersama atau H-4 Idulfitri, sementara kepadatan arus balik diduga pada H+3.

Presiden Joko Widodo mengumumkan masa cuti bersama dalam libur Idulfitri dan memprediksi 85 juta orang akan mudik di tahun ini. Kepala Negara mengingatkan bagi masyarakat yang ingin pulang kampung harus telah mendapatkan dua kali vaksin dan satu kali booster, serta tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Namun Dosen Komunikasi Politik Universitas Telkom Dedi Kurnia Syah berpendapat izin mudik ini berbau politik, tak lepas dari kinerja pemerintahan dan upaya mencari dukungan publik. "

Nuansa politik tentu saja ada, setidaknya menarik simpati dan menunjuk keberhasilan pemerintah dalam atasi pandemi dan diperbolehkannya mudik sejalan dengan dibiarkannya kerumunan skala besar di Mandalika," kata dia.

Pendapat Dedi soal simpati bukan tanpa alasan. Ia mengingatkan bagaimana Jokowi dan jajaran tengah dihantam masalah yang mengarah pada citra negatif seperti isu masa jabatan presiden tiga periode yang masih berkembang atau kelangkaan minyak goreng. Upaya ini dinilai sebagai cara pemerintah meredakan kekecewaan publik.

Baca juga artikel terkait MUDIK LEBARAN 2022 atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Restu Diantina Putri