Menuju konten utama

Polisi Pastikan Changpan Tewas Bunuh Diri

Penyebab kematian Changpan akibat kekerasan tumpul pada leher yang menyumbat jalan napas, sehingga mengakibatkan mati lemas.

Polisi Pastikan Changpan Tewas Bunuh Diri
Ilustrasi bunuh diri. FOTO/Istock

tirto.id - Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana memastikan Cai Changpan (53), terpidana mati yang kabur dari Lapas Kelas 1 Tangerang, tewas lantaran bunuh diri.

“Penyebab matinya akibat kekerasan tumpul pada leher yang menyumbat jalan napas, sehingga mengakibatkan mati lemas," dia di Polda Metro Jaya, Senin (19/10/2020).

Hasil pemeriksaan tim forensik terhadap jenazahnya yakni luka lecet tekan yang melukai leher dari kiri bawah ke kanan atas; tidak ada luka lain; dan nihil kandungan alkohol di tubuhnya. Sidik jari dan tato pun mengidentifikasikan bahwa itu dia. “Bisa dipastikan yang menggantung adalah betul-betul Changpan,” jelas Nana.

Cai Changpan gantung diri di sebuah pabrik pembakaran ban yang ada di Desa Koleang, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (17/10). Pabrik itu milik perempuan bernama Suni, dia membelinya dari Changpan sepuluh tahun lalu.

Changpan menginap di gedung itu semasa pelariannya, ia mencuri makanan pekerja untuk bertahan hidup. Usai kabur lewat gorong-gorong sepanjang 30 meter yang ia gali di bawah sel tahanannya, pria itu menuju kediaman istrinya yang menetap di Kecamatan Tenjo sejak 17 tahun silam, lantas mengungsi ke hutan setempat guna menghilangkan jejak.

Berdasar keterangan warga setempat, Changpan diketahui hobi berburu. Itu yang menyebabkannya mengetahui seluk-beluk hutan di sana. Luas hutan melingkupi tujuh kelurahan, maka Korps Brimob mengerahkan satu kompi pasukan untuk membantu perburuan. Ada 291 personel gabungan polisi dan Lapas Klas I Tangerang yang mencari keberadaannya.

Bahkan anjing pelacak dikerahkan pula, namun petugas tak berhasil menemukan Changpan sejak 14 September.

Warga Desa Koleang sempat melihat Changpan yang berdiam di pabrik, mereka mencurigai kegiatan tersebut. Kemudian temuan itu dilaporkan ke kepala desa dan diteruskan ke tim gabungan pada 16 Oktober. Sehari berikutnya, polisi menyambangi pabrik dan menemukan dia tewas. Menurut estimasi tim forensik, pria itu meninggal 12 jam sebelum ditemukan atau sekira pukul 20.

Nana menduga kematian itu karena Changpan terdesak dan sulit bergerak karena area sekitar hutan telah dikuasai aparat. “Seluruh lokasi kami sisir jadi ada kemungkinan (Changpan) mengambil jalan pintas untuk bunuh diri,” imbuh dia.

Baca juga artikel terkait NARAPIDANA KABUR atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Restu Diantina Putri