tirto.id - PT PLN (Persero) bakal memotong gaji 40 ribu karyawannya untuk menutup kerugian akibat mati listrik massal yang mencapai Rp839 miliar.
Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN (Persero) Djoko Abumanan menyatakan kerugian ratusan miliar itu merupakan biaya yang harus dikeluarkan perusahaannya untuk membayar kompensasi kepada 21,9 juta pelanggan yang terdampak mati listrik massal di Jawa pada 4-5 Agustus 2019.
"Makanya harus hemat lagi gaji pegawai kurangi," kata Djoko di Ruang Rapat Komisi VII DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta pada Selasa (6/8/2019).
Menurut Djoko, langkah PLN melakukan pemotongan gaji karyawan perlu diambil sebab perusahaan pelat merah tersebut tidak boleh menggunakan dana APBN untuk kompensasi.
"Kalau dari APBN ditangkap, enggak boleh. APBN itu untuk investasi. Subsidi itu dari operasi," ujar dia.
Di sisi lain, kata Djoko, insiden mati listrik massal di Jabodetabek, Banten dan Jawa Barat hingga Jawa Tengah pada akhir pekan kemarin menyebabkan PLN kehilangan potensi pendapatan senilai Rp90 miliar.
Angka Rp90 miliar tersebut, kata dia, dihitung berdasar potensi listrik yang bisa djual PLN saat insiden blackout terjadi.
Dia menambahkan karyawan PLN selama ini memiliki dua macam penghasilan. Keduanya adalah P1 atau gaji pokok dan P2 yang merupakan insentif berdasarkan kinerja.
"P2 ini kalau berprestasi dikasih, kalau enggak ya tak dikasih. Kalau kaya gini nih, kemungkinan semua pegawai kena [pemotongan gaji]. [Pendapatan] Enggak ngebul satu semester berikutnya," ujar Djoko.
Sementara mengenai penyebab mati listrik massal di sebagian kawasan Pulau Jawa itu, PLN masih melakukan investigasi.
Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani menjelaskan, penyebab utama pemadaman listrik yang semula terjadi pada 4 Agustus lalu bukan karena Pohon Sengon yang menggangu jaringan.
"Jadi kalau persoalan pemadaman listrik kemarin (pohon) itu bukan penyebab kita, jadi mohon izin berikan kami waktu untuk melakukan investigasi untuk melakukan assesment menyeluruh," ujar dia di Kompleks Parlemen, Jakarta pada hari ini.
Menurut Sripeni, persoalan terkait gangguan transmisi listrik ini rumit karena sistem kelistrikan untuk Jawa dan Bali melibatkan 250 pembangkit, 500 gardu induk, 5.000 kilo meter (Km) Sirkuit transmisi 500 kilo Volt (kV) dan 1000 Km transmisi 150 kV.
"Sistem Jawa Bali kompleks. Jadi kalau persoalan pemadaman kemarin itu bukan penyebab tunggal," kata dia.
Sripeni mengaku, PLN perlu waktu untuk mengetahui permasalahan utama yang memicu mati listrik massal itu.
"Mau cepat, tergantung hasilnya [investigasi], cepat ya dapatnya sedikit. Kami mohon waktu kami ingin sangat komprehensif," ujar dia.
- Sejarah Mati Listrik Terburuk di Dunia, Termasuk Indonesia
- Mati Listrik 2 Hari, PLN Rugi Rp839 Miliar
- Sejarah Pembangunan PLTU Suralaya: Diresmikan Soeharto, Tuntas 2011
- Aksi Presiden SBY & Sejarah Mati Listrik di Jawa-Bali Tahun 2005
- PLN: Pohon Sengon Bukan Penyebab Mati Listrik Massal di Pulau Jawa
- Mati Listrik Massal di Jabodetabek dan Sejarah Monopoli PLN
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom