tirto.id - Perusahaan Listrik Negara (PLN) dinilai perlu mengembangkan jalur alternatif sistem jaringan untuk menghindari kejadian pemadaman listrik besar kembali terjadi. Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat energi Marwan Batubara.
"Kejadian pemadaman kemarin, saya kira kecelakaan ya, yang kebetulan terjadi semua bersamaan, namun seharusnya memang bisa dihindari jika punya jalur alternatif transfer listriknya," kata Marwan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kecelakaan yang dimaksud adalah ketika sumber pasokan energi di barat Jawa mengalami kendala, seharusnya memang langsung bisa di back up dari aliran listrik terdekat yaitu di tengah Jawa.
Namun, ketika back up tersebut dilakukan ternyata ada permasalahan teknis di jalur interkoneksi tersebut, sehingga aliran listrik tidak dapat dihantarkan secara maksimal.
Marwan menyarankan, PLN harus memiliki skema back up lainnya jika terjadi kendala, misalkan ada jalur interkoneksi yang menghubungkan dari timur Jawa menuju ke barat Jawa secara langsung, atau sebaliknya.
"Ibarat sudah memiliki jalan tol, tetap ada jalur non-tol yang alternatif kan, sehingga jika jalur tol ada masalah dan lumpuh, bisa dialihkan ke jalur non-tol sebagai alternatif lajurnya, itu persamaan atas sistem jaringannya," kata Marwan yang juga menjabat sebagai Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS).
PLN telah berhasil memulihkan secara bertahap pemadaman listrik dengan mengalirkan tegangan listrik ke Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Balaraja dan untuk selanjutnya menuju ke PLTU Suralaya agar dapat beroperasi secara bertahap mencapai kapasitas 2800 MW.
Dengan masuknya GITET Balaraja yang akan menuju ke PLTU Suralaya diperkirakan akan segera beroperasi secara bertahap untuk penormalan seluruh sistem Jawa Barat dan Banten.
Fokus PLN mengirim pasokan ke PLTGU Muara Karang dan PLTGU Priok agar sistem DKI - Jakarta segera pulih.
Pemadaman yang dialami pelanggan listrik di Jawa Barat, Jakarta dan Banten berawal dari gangguan beberapa kali pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran- Pemalang.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH