Menuju konten utama

Pilgub Jabar 2018: Demokrat Jajaki Koalisi dengan Golkar dan PPP

Partai Demokrat sedang mempersiapkan koalisi dengan Golkar dan PPP agar bisa tetap mengusung Deddy Mizwar sebagai Cagub di Pilgub Jabar 2018.

Pilgub Jabar 2018: Demokrat Jajaki Koalisi dengan Golkar dan PPP
Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat Deddy Mizwar berjalan bersama Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Wakil Ketua MQ Iswara, di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Senin (6/11/2017). ANTARA FOTO/Novrian Arbi.

tirto.id - Partai Demokrat tak risau dengan keputusan PKS dan PAN yang menarik dukungannya untuk Deddy Mizwar sebagai Calon Gubernur (Cagub) di Pilgub Jabar 2018. Sekjen DPP Demokrat, Hinca Panjaitan menyatakan partainya kini sedang menjajaki potensi koalisi dengan Golkar dan PPP.

"Kami hormati keputusan itu (PKS dan PAN tarik dukungan). Kami terus berikhtiar yang terbaik untuk (Pilgub) Jabar. Komunikasi terus berjalan dengan Golkar dan PPP," kata Hinca saat dihubungi Tirto, pada Rabu (27/12/2017).

Demokrat, PKS dan PAN sebelumnya telah bersepakat untuk mengusung Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu sebagai Cagub dan Cawagub Jabar 2018. Namun, di tengah jalan, PKS dan PAN justru bersepakat dengan Gerindra membentuk koalisi baru dengan mengusung pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu.

Dengan begitu, Demokrat tinggal sendirian mengusung Deddy Mizwar dan tidak mempunyai kursi yang cukup untuk mengusung pasangan Cagub-Cawagub di Pilgub Jabar 2018. Sebab, Demokrat hanya memiliki 12 kursi di DPRD Jawa Barat. Koalisi dengan Golkar yang memiliki 17 kursi di DPRD Jabar tentu membawa angin segar bagi Demokrat dan Deddy Mizwar.

Namun, berkaitan dengan pembentukan koalisi baru, Hinca menyatakan hal itu belum bisa diputuskan dalam waktu dekat. Sebab, Demokrat masih melihat hasil proses komunikasi yang sedang berjalan.

"Kita lihat saja komunikasi yang berjalan," kata Hinca.

Hinca memastikan Demokrat juga tidak akan ikut dalam poros koalisi Gerindra, PAN dan PKS yang mengusung pasangan Mayjend (Purn) Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar 2018.

"Kami tetap dengan Demiz (Deddy Mizwar)," kata Hinca.

Hinca menambahkan bubarnya koalisi bentukan partainya di Pilgub Jabar bukan menjadi masalah besar. Menurut dia, dalam politik apapun masih bisa terjadi ke depannya.

"Kami masih optimistis bisa usung Demiz," kata Hinca.

Peluang Pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar 2018

Sementara itu, Pakar Politik Universitas Parahyangan (UNPAR), Asep Warlan menilai koalisi Demokrat dan Golkar mempunyai peluang untuk memenangkan Pilgub Jabar 2018 bila memasangkan Deddy Mizwar (Demiz) dan Dedi Mulyadi (Demul).

Menurut dia, kedua sosok itu bisa saling melengkapi dengan kekuatannya masing-masing dalam pertarungan Pilgub Jabar 2018 yang bakal berlangsung sengit. "Demiz punya kekuatan pada figurnya yang dikenal luas masyarakat Jabar sebagai Wagub. Dedi punya kekuatan mesin partai yang solid," kata Asep kepada Tirto, hari ini.

Meskipun, menurut riset sejumlah lembaga survei elektabilitasnya masih kalah dari Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Asep menilai posisi sebagai Wagub Jabar adalah bekal menguntungkan bagi Demiz.

"Kalau Dedi, dia kuat di akar rumput. Massa Golkar salah satu yang paling solid di Jabar. Kalau digabungkan sangat bisa menyaingi Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil)," kata Asep.

Pemasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi memang menjadi salah satu dari tiga opsi yang sedang dikaji oleh DPP Golkar terkait dengan persiapan menghadapi Pilgub Jabar 2018. Ketua Bappilu Golkar, Nusron Wahid telah menyatakan partainya mempertimbangkan koalisi dengan Demokrat dalam mengusung pasangan ini.

Sementara opsi lain ialah kembali mendukung Ridwan Kamil dengan syarat Dedi Mulyadi harus menjadi Cawagub. Adapun opsi ketiga bagi Golkar adalah berkoalisi dengan dengan PDIP dan memasangkan Dedi Mulyadi dengan Anton Charliyan.

Baca juga artikel terkait PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Addi M Idhom