Menuju konten utama

Tinggalkan Demiz, Gerindra-PKS-PAN Usung Sudrajat-Syaikhu

Keputusan ini diambil setelah ketiga partai menggelar pertemuan pada Minggu 24 Desember 2017.

Tinggalkan Demiz, Gerindra-PKS-PAN Usung Sudrajat-Syaikhu
Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman disaksikan Prabowo Subianto dan Zulkifli Hasan memberikan keterangan kepada awak media seusai menggelar pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Minggu (24/12/2017). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

tirto.id - Partai Gerindra, PKS, dan PAN menyepakati untuk mengusung Mayjen (pun) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018. Keputusan ini diambil setelah ketiga partai menggelar pertemuan pada Minggu 24 Desember 2017.

Keputusan mengusung Sudrajat dan Syaikhu juga berarti PKS tak jadi mengusung Deddy Mizwar (Demis). Demis sebelumnya sempat digadang PKS buat menemani Syaikhu.

"Ini adalah hasil kesepakatan bersama yang sudah diambil oleh masing-masing pihak. Meskipun sempat memunculkan banyak pertimbangan, tapi pada akhirnya, kami sepakat untuk mendukung calon gubernur dan wakil gubernur pilihan kami," kata Presiden PKS Sohibul Iman di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (27/12/2017).

Menurut Sohibul, keputusan dukungan terhadap sejumlah calon diambil setelah adanya kesepakatan dari tiap partai pengusung koalisi serta Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS. Ia mengakui, pemilihan calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk Pilgub Jabar 2018 paling menguras pikiran.

Selain karena PKS sebelumnya sudah mengusung Demiz, PKS juga sempat menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat dalam mengusung Demiz dan Syaikhu, "Setelah memikirkan banyak pertimbangan, kami akhirnya memutuskan untuk mendukung pasangan Sudrajat dan Syaihu," papar Sohibul.

Terkait keputusan tersebut, Sohibul mengaku, PKS berkomunikasi dengan Demokrat dan Demiz. Sohibul mengatakan, pihaknya meminta maaf dan berterima kasih kepada Partai Demokrat yang di masa sebelumnya bersama-sama PKS menjalin tali relasi dalam konstelasi Pilgub Jawa Barat.

Ia menyebut, dirinya sudah berkomuniksi dengan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Amir Syamsudin terkait keputusan ini. “Alhamdulillah, beliau tidak berkeberatan dan menerima dengan legowo," kata Sohibul.

Selain dengan Demokrat, PKS juga berkomunikasi dengan Deddy Mizwar tentang keputusan ini. Demiz yang pada Pilgub Jabar 2013 didukung maju bersama Ahmad Heryawan, juga menerima keputusan DPP PKS. “Beliau sadar bahwasanya politik itu dinamis dan punya kalkulasi sendiri dalam perkembangannya,” tambah Sohibul.

Meski pecah kongsi dalam Pilgub Jawa Barat, Sohibul mengatakan, PKS masih berkoalisi dengan Demokrat untuk Pilgub Nusa Tenggara Barat dan Timur. Calon yang diusung kedua partai ini adalah Benny Kaharman untuk Nusa Tenggara Timur dan Zulkiflimansyah untuk Nusa Tenggara Barat.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjelaskan keputusan koalisi PKS, Gerindra, dan PAN lahir dalam proses musyawarah. Ia juga meminta maaf kepada sejumlah calon yang sempat digadang tapi tak jadi diusung.

“Saya minta maaf dengan pilihan ini. Namun, ini adalah keputusan terbaik dari yang mungkin,” kata Prabowo.

Selain mengusung Sudrajat-Syaikhu, koalisi Gerindra, PAN, dan PKS mengusung Pangkostrad Letjen Edy Rachmayadi-Musa Rajeksa untuk Pilgub Sumatera Utara, Isra Noor-Hadi Mulyadi untuk Pilgub Kalimantan Timur Utara, Karsyuba-Majid Husein untuk Pilgub Maluku Utara, serta Sudirman Said yang masih belum mendapat pasangan calon wakil gubernur untuk Pilgub Jawa Tengah.

Dalam kesempatan tersebut, Sudirman Said mengaku berterima kasih atas dukungan tersebut. “Bentuk dukungan, kan, macam-macam. Yang jelas, saya mengucapkan terima kasih untuk dukungan yang ada," kata Sudirman.

Kendati sudah menetapkan calon gubernur dan wakil gubernur di lima provinsi, masih ada satu provinsi lagi yang belum mereka tetapkan bakal mendukung siapa yakni, Jawa Timur. Sohibul mengatakan, keputusan terkait Pilgub Jawa Timur masih ditunda hingga awal 2018 guna memilih pasangan yang sudah ada atau membentuk poros baru.

“Sempat ada wacana dari partai-partai rekan kami, untuk memunculkan poros baru atau ketiga. Semoga saja segera dapat jawaban, ya," jelas Sohibul.

Konteks Pilkada Jabar

Peta politik menjelang Pilkada Jawa Barat terus berubah setiap saat. Provinsi ini merupakan lumbung suara terbesar di Indonesia. Daftar Pemilih Tetap dalam Pilgub Jabar 2018 saja berjumlah 32.809.057 orang. Banyak analis politik memprediksi, kemenangan telak di Jabar setidaknya membuka peluang lebih besar pada Pilpres 2019.

Pada Pilpres 2014, Jokowi punya trauma di Jabar. Ia kalah dari Prabowo Subianto secara telak: 40 persen berbanding 60 persen. Dari 26 Kota/Kabupaten, Jokowi hanya unggul di empat kabupaten/kota, yakni Kabupaten Subang, Indramayu, Cirebon, dan Kota Cirebon. Hingga November 2017, Jabar merupakan provinsi yang paling sering dikunjungi Jokowi seperti dalam data dari Sekretariat Negara.

Konteks politik ini yang akan terjadi di Pilkada Jabar 2018. Pamer kekuatan di antara partai-partai dipertontonkan dalam pilkada ini. Sejauh ini, Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, menjadi calon-calon yang digadang maju.

Baca juga artikel terkait PILGUB JABAR 2018 atau tulisan lainnya dari M Faisal Reza Irfan

tirto.id - Politik
Reporter: M Faisal Reza Irfan
Penulis: M Faisal Reza Irfan
Editor: Mufti Sholih