tirto.id - Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir mengatakan pemerintah akan mengganti kerugian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sudah mencetak merchandise piala dunia U-20 tahun 2023.
Hal tersebut lantaran banyak UMKM yang mengeluh karena mengalami kerugian mencapai Rp22 miliar akibat Piala Dunia U-20 tahun 2023 batal digelar di Indonesia pada Mei mendatang.
"Ini UMKM, ini yang harus juga pemerintah mengganti sebagai payung bagaimana memang komitmen negara hadir," kata Erick di Kantor BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (13/4/2023).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu mengatakan, nanti PSSI bersama pemerintah akan menuntaskan kontrak dengan UMKM yang mengalami kerugian tersebut untuk diberikan biaya ganti rugi.
"Jadi ini nanti kita akan tuntaskan kontrak-kontrak dengan UMKM yang hari ini merasa tentu sedih karena ini [Piala dunia U-20] gagal. Tentu dananya sampai Rp22 miliar," ucapnya.
Ia percaya pemerintah mau menanggung kerugian tersebut. "Karena ini bagian kita menyelesaikan hal-hal yang kita [Pemerintah] hadapin," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto mengatakan, dampak kerugian batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 bukan hanya dari sisi pemerintah saja. Namun juga dari sisi ekonomi lainnya yang juga signifikan.
Misalnya penjualan tiket, potensi iklan dari sponsor-sponsor perusahaan Indonesia, UMKM penjual/peritel kaus dan berbagai asesoris/merchandise bola, perhotelan, transportasi, hingga ke pengisi pertunjukan saat opening dan closing ceremony.
Eko menilai dampak kerugian paling berasa akan dialami UMKM. Terlebih sebagian dari mereka sudah banyak yang membuat karya atau pernak-pernik untuk memeriahkan acara Piala Dunia U-20 tersebut.
Padahal, kalau acara berjalan dan terselenggara bisa menjadi penggerak berbagai sektor dari yang kecil sampai besar. Bahkan, itu bisa jadi pemantik ekonomi Indonesia biar bisa melaju jauh dan merupakan kabar atau angin segar bagi para pengusaha.
"Tapi sayang acaranya pupus dan efek negatifnya berganda. Ini malah mematikan para UMKM," kata Eko kepada reporter Tirto, Kamis (30/3/2023).
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri