tirto.id - PT Pertamina Patra Niaga telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk membantu verifikasi data pendaftaran kode QR (QR Code) konsumen Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, mengungkapkan penggunaan AI ini dimaksudkan untuk mempercepat proses verifikasi data konsumen penerima subsidi BBM, sehingga kebijakan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran bisa lebih cepat dilaksanakan.
"Dengan sistem AI ini, kecepatan verifikasi meningkat 3 kali lipat dibandingkan dengan sistem manual," katanya, dalam keterangan kepada Tirto, dikutip Jumat (6/9/2024).
Karena penggunaan AI ini, per Kamis (5/9/2024) data konsumen yang telah terverifikasi telah mencapai 4,32 juta nomor polisi (nopol).
Heppy menjelaskan, dalam hal ini data konsumen yang masuk akan diversifikasi langsung oleh AI dan dicocokkan dengan basis data yang ada di Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korlantas Polri). Namun, saat data yang diunggah konsumen tidak sesuai dengan basis data, akan dialihkan dan dicek kembali oleh petugas verifikator secara manual.
"Saat ini Pertamina Patra Niaga telah memiliki 140 verifikator untuk QR Code Pertalite," imbuh dia.
Hal yang membuat sistem AI tak bisa membaca data yang disetorkan konsumen adalah karena foto yang diunggah pecah atau Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) tertekuk saat difoto. Sebaliknya, konsumen akan langsung mendapat QR Code untuk pembelian Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina saat seluruh data berhasil diversifikasi.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang sudah melakukan pendaftaran. Bagi yang masih menunggu QR Code, kami mohon bisa bersabar, upaya percepatan terus kami lakukan," ujar Heppy.
Sementara itu, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintah melalui Pertamina Patra Niaga menggunakan AI untuk mengawasi penyaluran BBM subsidi agar lebih tepat sasaran.
“Dan dengan tadi misalnya, pemerintah mau meluncurkan program untuk BBM dengan AI,” katanya, dalam Konferensi Pers Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Dalam hal ini, pemerintah akan membuat basis data yang berisikan daftar kendaraan yang menjadi penerima subsidi. Dengan demikian, kendaraan yang pelat nomornya tak tercantum dalam basis data tidak akan bisa mengisi bahan bakar dari jenis BBM subsidi.
“Jadi orang yang tidak berhak dengan big data, yang kita punya dia nozzle-nya itu yang bikin isi bensin itu otomatis akan mati sendiri, karena melihat nomor plat dari mobil itu. Kan kita nggak subsidi doang, masa saya disubsidi? Kan cukup beradab. Apalagi Arsjad (Ketua Umum Kadin Indonesia) yang kaya ini,” jelas Luhut.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang