tirto.id - PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi elpiji 3 kilogram pada 2018 bakal lebih besar ketimbang realisasinya pada tahun lalu. Melonjaknya konsumsi elpiji bersubsidi itu berlangsung dalam kurun waktu Januari-Juli 2018, serta merupakan konsekuensi dari migrasi pengguna minyak tanah ke elpiji bersubsidi yang jumlahnya diklaim signifikan.
“Realisasi penyaluran elpiji 3 kilogram hingga Juli 2018 sebesar 3,759 juta MT atau over kuota 1,1 persen dari target proporsional,” kata Direktur Pemasaran Ritel Pertamina, Mas’ud Khamid, di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Selasa (28/8/2018).
Oleh karena sudah adanya kelebihan kuota sampai dengan Juli 2018, Mas’ud pun memperkirakan bahwa penyerapan elpiji 3 kilogram sampai akhir tahun mencapai 6,6 juta MT. Dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2018 sendiri, pemerintah hanya mematok target 6,4 juta MT.
Tingkat penyerapan elpiji 3 kilogram pada 2017 sendiri tercatat sebesar 6,2 juta MT. Sejak 2015, penggunaan elpiji bersubsidi oleh masyarakat memang cenderung meningkat (year-on-year). Pertamina menyebutkan bahwa realisasi pada 2015 adalah sebanyak 5,57 juta MT, sedangkan pada 2016 tercatat 6,04 juta MT.
“Proyeksi over kuota sebesar 2,6 persen dari target APBN 2018 itu lebih tinggi 5 persen dari realisasi [konsumsi] pada 2017,” ujar Mas’ud.
Sementara itu, pemerintah telah menetapkan target volume penyerapan elpiji 3 kilogram yang lebih besar pada tahun depan. Untuk besarannya mencapai 6,9 juta MT dalam RAPBN 2019. Alasan ditetapkannya angka tersebut karena Pertamina belum akan secara maksimal memberlakukan kebijakan sistem distribusi tertutup untuk elpiji bersubsidi.
Secara persentase, target dalam RAPBN 2019 itu lebih tinggi 5,4 persen dari target yang dipatok dalam APBN 2018. Mas’ud pun mengungkapkan kenaikan kuota elpiji 3 kilogram pada tahun depan turut mempertimbangkan kebutuhan masyarakat di hari raya keagamaan serta pengguna yang baru memakai elpiji 3 kilogram pada tahun ini.
“Selain itu juga mempertimbangkan [target] pertumbuhan ekonomi pada 2019. Untuk tahun depan, asumsi pertumbuhannya sebesar 5 persen,” kata Mas’ud.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yulaika Ramadhani