tirto.id - Kelangkaan BBM Bersubsidi di sejumlah daerah seperti Sumatera Barat, Sulawesi Selatan dan NTT membuat PT Pertamina angkat bicara. Perusahaan pelat merah itu mengklaim BBM bersubsidi jenis solar sudah teratasi.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan stok BBM sudah berada di kondisi aman. Pertamina, lanjut Fajriyah, telah menambah suplai ke daerah, sehingga ketersediaan BBM sudah merata.
“Masyarakat tidak perlu khawatir, Pertamina telah menambah suplai solar untuk ketersediaan yang lebih merata," ucap Fajriyah dalam keterangan tertulis yang diterima reporter Tirto, Jumat (15/11/2019).
Kelangkaan BBM solar bersubsidi ini sempat terjadi pada akhir Oktober 2019. Sejumlah daerah seperti Tanjung Pinang di Kep. Riau, Bangka Belitung, hingga Kupang mengalami kesulitan memperoleh pasokan sehingga sempat menyebabkan antrean panjang terutama pada truk.
Per awal November 2019, Kabupaten Pasaman, di Sumatra Barat dan Kecamatan Biringkanaya, Makassar juga mengalami kelangkaan. Di wilayah yang terjadi kelangkaan, antrean kendaraan pada SPBU tidak terhindarkan.
Fajriyah mengimbau agar masyarakat yang mampu menggunakan BBM nonsubsidi. Sebabnya BBM tertentu termasuk solar bersubsidi memang terbatas, dan hanya diperuntukkan bagi industri rumah tangga, usaha mikro, usaha pertanian, dan lainnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan membantah klaim Pertamina. Dia bilang kelangkaan masih terjadi dan diprediksi akan terus memnburuk sampai akhir tahun karena kuota BBM solar bersubsidi semakin menipis.
Sepengetahuan Gemilang, daerah seperti Jawa Timur, Banten, sampai Palembang mulai menjerit karena mengalami kelangkaan. Dia bilang pelaku usaha seperti dirinya yang bergerak di transportasi truk masih kesulitan memperoleh pasokan BBM.
“Kelangkaan BBM ini sudah kita prediksi pun pada akhir tahun semakin langka. Yang tadinya belum berimbas di pulau Jawa, ini mulai ribut lagi. Palembang juga. Yang sekarang ini hangat di Jawa Timur, Banten, Palembang,” ucap Gemilang saat ditemui di Kemenko Maritim, Jumat (15/11/2019).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Ringkang Gumiwang