tirto.id - Calon hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Bahrul Ilmi Yakup mengaku kerap melontarkan twit kontroversial karena emosi. Pengakuan itu dia sampaikan dalam uji kelayakan di komisi III DPR.
"Saya secara gentlemen mengakui bahwa periode 2017, sebelum saya selesai pendidikan S3, saya memang agak emosional," kata Bahrul di Kompleks Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (6/2/2019).
"Itu menurut saya tidak pada tempatnya," imbuhnya.
Ketua asosiasi advokat konstitusi itu menuturkan, dia tak berniat menyinggung atau menyudutkan orang tertentu melalui twitnya. Dia hanya mengekspresikan pendapat pribadi.
Usai meraih gelar doktoral di Universitas Sriwijaya, 28 Juni 2018, Bahrul baru menyadari yang dia lakukan tak layak. Maka dari itu hingga kini ia tak lagi menebarkan twit yang kontroversial.
"Saya sebagai pribadi harus menjadi lebih bijak. Lebih baik saya berkontribusi secara objektif melalui saluran-saluran yang ada baik formal maupun informal. Terima kasih Bapak sudah mengingatkan saya dan mohon maaf kalau itu merupakan kesalahan saya secara pribadi," ujarnya.
Pengakuan Bahrul tersebut muncul usai Anggota Komisi III DPR Arsul Sani membeberkan temuannya. Beberapa dari temuan tersebut terkait twit dari Bahrul yang berisi kalimat,
"Monyet betina kok ngaku muslim..hallaahh."
Dia juga turut menyebarkan hoaks tentang PKI. Seperti misalnya twit Bahrul pada 20 September 2017, "Kantor LBH jadi sarang PKI? Mengharukan sekaligus mengharamkan."
Bahrul juga pernah melayangkan soal Sea Games yang menurutnya prestasinya jeblok dan Menpora harusnya mundur. Dia juga pernah ngetwit soal kasus Rizieq Shihab.
"Kenapa laporan thdp Rizieq Shihab begitu beruntun? Apa tidak membuat dugaan rekayasa makin nyata?" isi twit Bahrul.
Penulis: Dieqy Hasbi Widhana
Editor: Alexander Haryanto