tirto.id - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Fraksi PKS mengingatkan kepada Gubernur Jakarta Anies Baswedan jika ibu kota belum siap menghadapi new normal atau kelaziman baru.
Pasalnya, dalam dua minggu terakhir, DKI Jakarta belum melakukan tes COVID-19 secara massal, sehingga data yang ada saat ini tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Hal tersebut menanggapi pernyataan Anies yang mengaku tengah merancang protokol aktivitas new normal atau kewajaran baru di tengah COVID-19 di DKI Jakarta.
“Jangan buru-buru, DKI belum lakukan tes COVID-19 secara massal dalam dua minggu terakhir. Ini bahaya [jika Anies menerapkan new normal], bisa jadi bom waktu,” kata Anggota Komisi B DPRD DKI Achmad Yani melalui keterangan tertulisnya, Rabu (27/5/2020).
Kemudian Sekretaris Fraksi PKS itu menilai, sejauh ini warga DKI Jakarta belum memiliki kesadaran yang cukup untuk mematuhi aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), walaupun telah dilakukan sosialisasi secara masif. Sementara sosialisasi terkait new normal masih sangat minim.
“Apalagi ini [new normal] yang masih belum jelas. Pemerintah harus hati-hati dalam membuat kebijakan,” tegas dia.
Kemudian Yani juga menuturkan jika DPRD DKI dapat memahami kesulitan yang dihadapi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI saat ini, salah satunya adalah permasalahan ekonomi. Namun, menurutnya, keselamatan jiwa masyarakat DKI Jakarta jauh lebih penting.
“Pemerintah DKI harus punya hitung-hitungan risikonya. Saya hanya mengingatkan, dampaknya akan luar biasa jika wabah di DKI jadi tidak terkendali,” pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri