Menuju konten utama

Perbedaan Burnout dan Nervous Breakdown yang Kerap Dialami Pekerja

Nervous breakdown bisa jadi merupakan ciri dari depresi atau gangguan mental yang laten.

Perbedaan Burnout dan Nervous Breakdown yang Kerap Dialami Pekerja
Ilustrasi Stres. foto/istockphoto

tirto.id - Pandemi COVID-19 membuat gerak orang menjadi terbatas. Orang yang tadinya aktif, terpaksa mencari kesibukan baru agar tetap bisa sibuk dengan berada di rumah saja.

Berbagai hobi baru pun bermunculan, contohnya berkebun. Selain berkebun, sebagian orang menyibukkan dirinya dengan melukis.

Namun, berada di rumah selama berbulan-bulan di tengah ketidakpastian waktu pandemi berakhir kerap membuat orang jenuh. Keadaan ini diperparah dengan kondisi bekerja dari rumah jika Anda memiliki anak kecil.

Situasi kerja yang tak kondusif dan tidak bertemu teman kantor dalam waktu lama kerap membuat burnout, atau bahkan nervous breakdown dialami oleh banyak pekerja.

Burnout dan nervous breakdown adalah kondisi mental tertekan atau stres. Meski terlihat sama, burnout dan nervous breakdown berbeda dan dapat memicu gejala mental yang berlainan.

Apa Itu Burnout dan Ciri-cirinya

Burnout adalah istilah yang diperkenalkan oleh psikolog Amerika Herbert Freudenberger pada tahun 1970. Menurut Freudenberger, burnout adalah kondisi stres berat yang menyerang orang-orang dengan pekerjaan di bidang pelayanan, seperti dokter dan perawat.

Kedua profesi tersebut memaksa mereka untuk mengorbankan waktu demi orang banyak. Tidak jarang kedua profesi tersebut kerap membuat pelakunya kelelahan, secara fisik dan mental.

Namun, istilah burnout pada masa sekarang tidak digunakan hanya untuk dua profesi itu. Semua orang dari beragam profesi bisa terkena burnout.

Ciri-ciri burnout yang paling umum ditemui, adalah sebagai berikut.

1. Kelelahan

Orang yang burnout kerap mengalami kelelahan baik secara fisik maupun emosi dan tidak memiliki energi untuk mengatasinya. Dilansir dari jurnal Institute for Quality and Efficiency in Health Care, orang yang burnout kerap memiliki masalah pencernaan.

2. Alienasi dari aktivitas kerja

Orang yang mengalami burnout kerap merasa bahwa pekerjaan membuatnya frustasi. Perasaan itu akhirnya menurunkan motivasi dan membuat seorang pekerja merasa terasing dari pekerjaannya.

3. Performa menurun

Orang yang sedang burnout akan tidak mampu bekerja secara produktif di tempat kerja dan juga dalam aktivitas sehari-hari.

Apa Itu Nervous Breakdown dan Ciri-cirinya

Berbeda dari burnout, nervous breakdown adalah keadaan ketika orang merasa berada di bawah tekanan sehingga tidak mampu menjalankan aktivitas keseharian dan pekerjaan secara normal.

Dilansir dari mayoclinic.org dan bridgestorecovery.com, ciri-ciri orang yang mengalami nervous breakdown adalah sebagai berikut.

1. Depresi dan cemas

Merasa depresi dan cemas yang luar biasa dibandingkan hari-hari sebelumnya hingga memaksa seorang pekerja izin sakit berhari-hari, adalah salah satu ciri dampak dari nervous breakdown.

2. Antisosial

Ciri dari orang yang mengalami nervous breakdown lainnya adalah menghindari pertemuan sosial dan tidak menepati janji bertemu atau tidak mampu memenuhi tanggung jawab lainnya.

3. Mengalami gangguan makan dan tidur

Memiliki masalah dengan makan, bisa berat badan naik atau turun drastis. Lalu, memiliki masalah tidur, bisa insomnia, parasomnia, atau hipersomnia. Selain itu, memiliki masalah kebersihan, juga menjadi salah satu dari ciri orang yang mengalami nervous breakdown.

4. Merasakan mood swings yang luar biasa ekstrem.

Nervous breakdown bisa jadi merupakan ciri dari depresi atau gangguan mental yang laten. Baik burnout dan nervous breakdown sama-sama bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Namun, nervous breakdown bisa jadi merupakan gejala gangguan mental yang tidak terlihat. Jika Anda merasa mengalami burnout atau nervous breakdown, tak ada salahnya berkonsultasi dengan ahli kesehatan jiwa atau psikiater.

Baca juga artikel terkait STRES atau tulisan lainnya dari Aninda Lestari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Aninda Lestari
Editor: Addi M Idhom