Menuju konten utama

Peraturan Pertandingan Pencak Silat dan Sistem Penentuan Pemenang

Berikut ini sejumlah ketentuan dalam peraturan pertandingan pencak silat kategori tanding, beserta sistem penetuan pemenang.

Peraturan Pertandingan Pencak Silat dan Sistem Penentuan Pemenang
Pesilat putra Indonesia Amirullah Karim (kanan) melakukan tendangan ke arah pesilat putra Laos Feng Vongphakdy (kiri), pada pertandingan final pencak silat putra kelas F 59-63 kg ASEAN Schools Games (ASG) 2019, di Rama Shinta Ballroom Patra Jasa Semarang, Jawa Tengah, Selasa (23/7/2019). ANTARA FOTO/R. Rekotomo/aww.

tirto.id - Ada sejumlah peraturan dalam pertandingan pencak silat. Peraturan itu meliputi sejumlah hal yang berkaitan dengan jalannya pertandingan hingga penentuan pemenang.

Perumusan aturan di dalam pertandingan pencak silat dilakukan seiring dengan terbentuknya IPSI, atau Ikatan Pecak Silat Indonesia (IPSI). Peraturan baku di pertandingan pencak silat mulai resmi diterapkan saat olahraga ini dipertandingkan di level nasional, yakni pada PON ke-8 tahun 1973.

Sebelum itu, pencak silat telah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat nusantara. Sebagai tradisi, pencak silat tumbuh di banyak daerah dengan berbagai varian gerakannya.

Dalam buku Keyakinan dan Kekuatan Seni Bela Diri Silat Banten (2016: 2), Gabriel Facal menulis bahwa pusat-pusat perkembangan pencak silat di Indonesia pada masa klasik ada di Sumatera dan Jawa. Di masa klasik, pencak silat menjadi bagian kecakapan prajurit kerajaan, termasuk Sriwijaya dan Majapahit.

Sejumlah penguasa lokal juga tercatat memanfaatkan jasa para ahli beladiri ini untuk memperkuat pasukannya. G.J. Nawi melalui buku Maen Pukulan: Pencak Silat Khas Betawi (2016: 3), menyebut salah satu contoh penguasa yang menyewa jasa pendekar adalah Pangeran Jayakarta.

Penguasa Sunda Kelapa itu sering merekrut pendekar untuk menjadi komandan regu prajuritnya, atau pengawal dirinya. Pada sekitar tahun 1618, jumlah pasukannya mencapai 6.000-an orang.

4 Kategori Aturan Umum di Pertandingan Pencak Silat

Dari segi definisi umum, pencak silat adalah sistem pertahanan diri yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan).

Dikutip dari modul Olahraga dan Rekreasi terbitan Kemendikbud (2017), pada saat seorang pesilat bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti pergeseran posisi lawan secara berkelanjutan.

Lalu, segera setelah menemukan kelemahan di pertahanan lawan, pesilat tersebut dapat mencoba menjatuhkan musuh dengan serangan yang cepat.

Selama ini, aturan dalam pertandingan pencak silat dirumuskan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Peraturan itu kerap diperbarui oleh IPSI secara berkala. Namun, secara umum, terdapat 4 peraturan, yakni sistem pertandingan, penentuan pemenang, hukuman untuk pelanggaran, serta ketentuan perolehan poin.

Mengutip buku Pencak Silat: Sejarah dan Perkembangan Pencak Silat Teknik-teknik dalam Pencak Silat Pengetahuan Dasar Pertandingan Pencak Silat (2015), berikut ini beberapa ketentuan umum dalam peraturan pertandingan pencak silat.

1. Sistem pertandingan

a. Katagori tanding pencak silat

Di kategori tanding, dua pesilat saling beradu kemampuan berikut:

  • Kemahiran menyerang (tendangan dan pukulan)
  • Kemahiran bertahan (elakan menghindar dan tangkisan)
  • Kemahiran menjatuhkan (teknik membanting)
  • Kemahiran mengunci.

b. Sistem waktu

Ketentuan durasi pertandingan pencak silat di kategori tanding adalah sebagai berikut:

  • Pertandingan dilakukan selama 3 babak
  • Dalam setiap babak dijalankan pertandingan selama 2 menit
  • Istirahat per/babak 1 menit

c. Ketentuan dalam pertandingan

Sejumlah ketentuan dalam pertandingan pencak silat kategori tanding adalah:

  • Serangan diawali dengan pasang persiapan
  • Serangan pertama ditentukan melalui intruksi wasit pemimpin pertandingan
  • Pesilat melakukan serangan beruntun dengan teknik yang teratur
  • Sebanyak-banyaknya serangan beruntun hanya 4 kali kombinasi serangan
  • Serangan harus mengenai sasaran tepat dan terarah
  • Serangan dilakukan dengan etika yang baik dan sesuai ketentuan pertandingan.

2. Penentuan Pemenang Pertandingan Pencak Silat

Dalam katagori tanding pencak silat ada beberapa peraturan untuk menentukan pemenang. Detail ketentuan terkait sistem penentuan pemenang tanding pencak silat adalah sebagai berikut.

a. Menentukan pemenang dengan sistem angka/poin

Dalam katagori tanding penentuan seorang pemenang dengan sistem angka sangat relevan dan umum terjadi.

Ketentuan umumnya adalah:

  • Pertandingan berjalan dengan 3 babak bersih
  • Penentuan pemenang diumumkan berdasarkan angka/poin yang didapat saat pertandingan
  • Pesilat yang dianggap menang adalah pesilat yang memperoleh poin terbanyak.

b. Menentukan pemenang dari segi teknik

Dalam katagori tanding, penentuan pemenang pertandingan pencak silat berdasar sistem teknik juga sering terjadi. Berikut ketentuannya:

  • Pihak lawan menyatakan pengunduran diri dan tidak dapat melanjutkan pertandingan
  • Atas keputusan dokter pertandingan karena kondisi atlet yang berpotensi fatal
  • Atas permintaan dari pelatih pesilat

c. Menang atas lawan dengan sistem didiskualifikasi

Penentuan pemenang dalam pertandingan pencak silat kategori tanding juga bisa karena faktor diskualifikasi, dengan ketentuan berikut:

  • Lawan mendapatkan peringatan 3 kali dari wasit
  • Lawan melakukan pelanggaran fatal sehingga langsung didiskualifikasi
  • Lawan melakukan pelanggaran tingkat pertama yang menyebabkan cedera sesuai penilaian dokter di pertandingan.

d. Menang karena pertandingan tidak seimbang

e. Menang mutlak

Menang mutlak adalah kondisi ketika lawan terjatuh karena serangan sah kemudian tidak bangun dan tidak sadar saat wasit telah menghitung sampai sepuluh dalam waktu 10 detik.

f. Menang karena pihak lawan tidak hadir saat jadwal pertandingan telah dimulai.

3. Hukuman pelanggaran di pertandingan pencak silat

Seorang pesilat diharuskan paham secara baik peraturan apa saja yang berlaku di pertandingan, termasuk sejumlah larangan. Sebab, jika melanggar larangan, pesilat akan menerima hukuman.

Hukuman untuk pelanggaran dalam pertandingan pencak silat terbagi jadi 4 level, yakni teguran, peringatan I, peringatan II, dan diskualifikasi. Berikut penjelasan tentang masing-masing hukuman tersebut.

a. Teguran

Teguran disampaikan kepada pesilat yang melakukan pelanggaran ringan saat bertanding. Ada 2 jenis ketentuan teguran.

Pertama, untuk Teguran I, konsekuensinya pemerolehan poin/angka pesilat dikurangi 1. Kedua, di Teguran II, perolehan poin/angka pesilat dikurangi 2.

b. Peringatan I

Jika dalam satu babak seorang pesilat melakukan pelanggaran ringan dan mendapat teguran dari wasit hingga teguran ke-3, ia menerima Peringatan I. Konsekuensi Peringatan I adalah poin/angka pesilat akan dikurangi 5.

c. Peringatan II

Jika pesilat terkena peringatan II, perolehan poin/angka milknya dikurangi 10.

d. Diskualifikasi

Diskualifikasi adalah tingkat hukuman terburuk yang diterima oleh pesilat. Hukuman ini dijatuhkan karena pesiliat tidak bisa mengontrol diri dan mengabaikan teknik dalam bertanding.

Berikut kesalahan fatal seorang pesilat yang bisa berujung pada hukuman diskualifikasi:

  • Mendapat peringatan setelah Peringatan II
  • Melakukan pelanggaran berat dengan didorong unsur kesengajaan
  • Melakukan pelanggaran dengan tidak bermain sportif sesuai ketentuan
  • Melakukan pelanggaran yang bertentangan dengan norma olahraga, khususnya pencak silat
  • Melakukan pelanggaran tingkat pertama, dengan kondisi lawan cedera sehingga tidak dapat melanjutkan pertandingan, sesuai rekomendasi dokter pertandingan.

4. Peraturan Poin/Nilai dalam Pertandingan Pecak Silat

Sistem penentuan poin atau nilai dalam pertandingan pencak silat kategori tanding didasari oleh sejumlah ketentuan umum sebagai berikut.

a. Penilaian berdasarkan teknik serangan, tangkisan, menjatuhkan lawan, dan mengunci lawan.

b. Penilaian berdasarkan kerapian teknik dan seni yang didasarkan atas kaidah-kaidah di pencak silat. Dalam penilaian ini, pesilat akan memperoleh poin terendah 2 hingga maksimal 5.

c. Berikut ketentuan poin dalam pertandingan pencak silat katagori tanding:

  • Elakan/tangkisan berhasil dengan diikuti serangan terarah pada sasaran (Poin 1)
  • Elakan/tangkisan berhasil dengan diikuti serangan menjatuhkan lawan yang berhasil (Poin 1)
  • Serangan kaki (seperti tendangan) yang tepat sasaran (Poin 2)
  • Serangan menjatuhkan lawan yang berhasil (Poin 3)
  • Keberhasilan dalam mengunci gerakan lawan (Poin 4)

d. Bagian tubuh yang boleh diserang dan menghasilkan poin di kategori tanding pencak silat:

  • Dada
  • Perut
  • Pinggang kiri dan pinggang kanan
  • Punggung
  • Tangan dan kaki dapat jadi sasaran untuk menjatuhkan atau mengunci lawan. Akan tetapi, tidak ada poin jika keduanya hanya jadi sasaran serangan tanpa membikin lawan jatuh.

c. Bagian tubuh yang tidak boleh diserang di pertandingan pencak silat kategori tanding:

  • Area leher ke atas (termasuk kepala)
  • Kemaluan.

Baca juga artikel terkait PENJASKES atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Addi M Idhom