tirto.id - Perang Rusia dan Ukraina masih terus terjadi sampai hari ini, Rabu, 24 Mei 2023. Menurut berita terbaru, hingga kini belum ada tanda-tanda kedua negara akan berdamai.
Berdasarkan laporan TASS, rencana rekonsiliasi yang terus dikampanyekan oleh berbagai negara belum diindahkan oleh Rusia.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menjelaskan, membicarakan perdamaian masih terlalu dini. Sebab, Rusia belum ada skenario untuk damai dan melakukan rekonsiliasi.
“Belum ada prasyarat untuk proses perdamaian. Operasi militer khusus terus berlanjut," kata Dmitry Peskov.
Menurut Dmitry, Rusia tidak mungkin melakukan negosiasi dengan siapa pun karena dilarang Ukraina.
Sebelumnya, pada bulan Oktober, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengeluarkan sebuah dekrit yang melarang pembicaraan apa pun dengan Moskow dan menyatakan bahwa ia tidak tertarik untuk berinteraksi dengan Rusia.
Seperti dilaporkan Aljazeera, Presiden Zelenskyy telah mengunjungi pasukan di garis depan Donetsk, setelah pulang dari kunjungan ke Jepang dan Arab Saudi pada akhir pekan lalu.
Berita Perang Rusia-Ukraina Hari ke-455
Pertempuran sengit terjadi di wilayah Belgorod, Rusia selama dua hari terakhir, wilayah tersebut merupakan perbatasan dengan Ukraina.
Merujuk laporan The Guardian, Moskow mengklaim telah memukul mundur serangan, yang dipimpin milisi sekutu Ukraina itu.
Menurut Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov, pihaknya sudah melakukan tindakan-tindakan untuk menghentikan terorisme setelah serangan lintas batas dicabut.
“Kementerian pertahanan dan badan-badan keamanan Rusia masih terlibat dalam kampanye serangan Ukraina,” kata Gladkov.
Gladkov menjelaskan, Rusia telah menyalahkan Ukraina atas serangan di kota Belgorod. “Ukraina telah menewaskan puluhan penyerang dalam sebuah operasi kontra terorisme,” ungkap Gladkov.
Ukraina membantah tuduhan Rusia. Menurut laporan The Guardian, intelijen militer Ukraina mengatakan, bahwa dua kelompok oposisi bersenjata Rusia yang harus bertanggung jawab.
Menurut Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar, pasukannya masih menguasai wilayah barat daya Bakhmut. “Kami masih menguasai di Bakhmut, serta pertempuran di kota itu telah berkurang,” kata Hanna Maliar mengutip Aljazeera.
Bakhmut merupakan sebuah kota tambang garam dengan jumlah populasi 70.000 orang. Dalam 15 bulan terakhir, Bakhmut telah menjadi lokasi pertempuran terpanjang dan paling berdarah sejak Rusia mulai invasi ke Ukraina.
"Di sisi utara dan selatan Bakhmut kami telah mengambil alih kota itu sendiri, terus membersihkan daerah-daerah yang Rusia kuasai,” pungkas Hanna.
Penulis: Sulthoni
Editor: Alexander Haryanto