Menuju konten utama

Penyidik KPK Masih Periksa CCTV di Depan Rumah Novel

Wajah Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang laki-laki tidak dikenal sekitar pukul 05.10 WIB saat dirinya usai menjalankan salat subuh dan hendak pulang ke rumahnya di Jalan Deposito depan Mesjid Al Iksan Rt 03/10 Perumahan Gading Dua Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Penyidik KPK Masih Periksa CCTV di Depan Rumah Novel
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga.

tirto.id - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menyampaikan penyidik internal KPK masih memeriksa keberadaan CCTV yang terpasang di depan rumah Novel Baswedan. CCTV itu diharapkan bisa memberikan petunjuk siapa pelaku penyiraman air keras itu.

"Sudah diamankan ada satu unit CCTV di rumah Mas Novel. Masih didalami belum tahu apa ada rekaman penyiraman tersebut karena seperti disebutkan Pak Laode [Wakil Ketua KPK] kemarin kejadiannya subuh, masih gelap jadi belum jelas siapa pelakunya," kata Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah di Gedung Dwiwarna, Selasa (12/04/2017).

Menurut Febri pengambilalihan CCTV itu bukan berarti KPK tidak percaya dengan kinerja Kepolisian. Hanya saja, CCTV yang terpasang di rumah Novel adalah salah satu aset milik KPK. Untuk itu Febri meminta kepada banyak pihak agar tak berasumsi berlebihan.

"Kami berterimakasih sekali dengan pihak Kepolisian yang membantu kasus ini cepat terungkap. Jadi jika CCTV itu kenapa ada di pihak kami alasannya itu adalah aset KPK. Tidak ada alasan khusus tersebut jadi jangan dibesar-besarkan" jelas Febri.

Meskipun tanpa CCTV, Febri yakin akan kinerja Polri dalam menuntaskan kasus penyiraman Novel Baswedan hingga selesai.

"Tanpa CCTV kami yakin bisa terungkap siapa pelakunya. Apalagi sudah ada instruksi Presiden [Jokowi] untuk mengusut kasus ini sampai tuntas. Jadi untuk jaringan teroris saja bisa, jadi kami percaya penuh kasus ini bisa dituntaskan," kata Febri Diansyah.

Mengenai pengambilalihan CCTV oleh KPK itu dibenarkan oleh Polda Metro Jaya. Kepala Bidang Humas Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono menuturkan CCTV tersebut diambil di hari yang sama saat proses reka ulang dan tindakan penyiraman air keras itu.

"Dari kami tidak ada masalah satu unit CCTV berwarna hitam itu diambil karena itu adalah aset KPK. Tapi follow up terakhir kami masih mengumpulkan keterangan enam saksi di sekitar lokasi. Saksi ini yang tahu, melihat dan mendengar teriakan korban," kata Kombes Argo Yuwono kepada Tirto, Selasa (12/04).

Namun, menurutnya, sampai saat ini Kepolisian belum menemukan titik terang terkait oknum penyiraman maupun aktor intelektual di baliknya.

"Belum bisa diketahui yang jelas, pelaku ini bukan sendiri tapi dua orang. Kami juga akan melihat afiliasi kemungkinan mereka adalah suruhan dari seseorang," kata Kombes Argo Yuwono.

Untuk diketahui, kejadian ini bermula saat Novel Baswedan sekira pukul 05.10 WIB hendak pulang ke rumahnya di Jalan Deposito depan Mesjid Al Iksan Rt 03/10 Perumahan Gading Dua Kelapa Gading, Jakarta Utara. Usai beribadah, Novel dihampiri oleh dua orang laki-laki tidak dikenal, lalu menyiram wajahnya dengan air keras, yang membuat mata sebelah kirinya mengalami kerusakan.

Novel langsung dilarikan ke RS Mitra Keluarga Kepala Gading hingga akhirnya dibawa ke Singapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Baca juga artikel terkait NOVEL BASWEDAN DISIRAM AIR KERAS atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Reporter: Dimeitry Marilyn
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto