Menuju konten utama

Penyebab Orang Tenggelam dan Teknik Menolong Korban di Air

Ada beberapa teknik menolong orang di air, termasuk untuk membantu atau menyelamatkan orang tenggelam.

Penyebab Orang Tenggelam dan Teknik Menolong Korban di Air
Pasukan Kopaska Koarmada I menyelamatkan 16 penumpang kapal tenggelam di Teluk Jakarta, Minggu (21/3/2021). (ANTARA/HO/Kopaska)

tirto.id - Ada beberapa teknik menolong orang di air, termasuk untuk menyelamatkan orang tenggelam. Kondisi tenggelam bisa terjadi di kolam maupun saat menggunakan transportasi laut. Situasi darurat yang tidak terprediksi ini dipahami sebagai cedera yang disebabkan karena perendaman (submersion/immersion).

Tenggelam bisa berakibat pada kematian dalam waktu kurang dari 24 jam. Jika korban bisa selamat dalam waktu kurang dari 24 jam, maka kondisi ini disebut dengan istilah near drowning.

Korban tenggelam merupakan salah satu kegawatdaruratan yang perlu penanganan segera. Kegawatdaruratan pada korban yang tenggelam berhubungan kuat dengan masalah pernapasan dan kardiovaskuler.

Penanganan kegawatdaruratan memerlukan penyokong kehidupan jantung dasar dengan menunjang respirasi sirkulasi korban dari luar melalui dan mencegah insufisiensi.

Penyebab Orang Tenggelam di Air

Penanganan kegawatdaruratan korban tenggelam dipastikan terlebih dahulu kesadaran, sistem pernapasan, denyut nadi, proses observasi. dan interaksi yang konstan dengan korban.

Adapun tiga penyebab seseorang tenggelam di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan.
  • Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan.
  • Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang.
Permasalahan penanganan kegawatdaruratan tenggelam adalah rendahnya pengetahuan, keterampilan, dan upaya antisipasi yang dapat dilakukan di tempat untuk mencegah risiko kecelakaan tenggelam pada pengunjung kolam maupun pengguna transportasi laut.

Teknik Menolong Orang Lain di Air

Tidak hanya menolong diri sendiri, setiap orang dianjurkan untuk menguasai teknik penyelamatan untuk menolong orang lain. Secara umum, teknik menolong orang lain di air dibagi menjadi dua, yaitu teknik penyelamatan dari darat dan teknik penyelamatan langsung (mengambil korban di dalam air).

Kemudian, teknik-teknik ini terbagi lagi menjadi beberapa teknik yang lebih spesifik sesuai dengan keadaan korban. Berikut teknik penyelamatan orang lain di air:

1. Penyelamatan dari darat

Teknik penyelamatan dari darat biasanya terjadi ketika korban berada di dekat tepi. Teknik yang digunakan, yaitu:

a. Tanpa alat bantu

Jika korban bisa diraih dengan tangan atau dengan jangkauan kaki yang terjulur dan dapat diraih oleh korban, maka tidak perlu alat bantu. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah penolong mesti memperhatikan keselamatan diri agar tidak menjadi korban berikutnya.

b. Handuk, kayu handuk, dan kayu

Tiga alat bantu handuk, kayu handuk, dan kayu merupakan alat yang paling sederhana dalam membantu korban. Biasanya penggunaan tiga alat bantu ini disesuaikan antara jarak korban dan tepi. Teknik penggunaan handuk, kayu handuk, dan kayu aman dilakukan karena tanpa harus bersentuhan dengan air.

Caranya, handuk atau kayu diarahkan ke arah korban sebisa mungkin ke bagian tangan. Dengan demikian, korban bisa meraih handuk atau kayu yang diberikan.

c. Gelang pelampung

Gelang pelampung dipakai untuk korban yang berada lebih jauh ke tengah. Gelang pelampung biasa dihubungkan dengan seutas tali yang digunakan untuk menarik korban dan telah berpegang pada gelang pelambung.

Kemudian, gelang pelampung dilemparkan ke belakang korban secara perlahan. Lalu, ditarik hingga korban tersangkut layaknya ikan yang terperangkap jala.

Dengan begitu, korban yang tersangkut akan berusaha meraih gelang pelampung. Setelah itu, tariklah dengan perlahan hingga mencapai tepi.

2. Penyelamatan langsung

Penyelamatan langsung dilakukan pada kondisi korban sedang berada di tengah perairan. Penyelamatan ini dilakukan oleh orang yang mahir berenang.

Dengan begitu, keselamatan korban dan penolong dapat terjaga. Sebaiknya, sebelum melakukan pertolongan penolong melakukan komunikasi dengan korban untuk mengurangi kepanikan.

Jika berada dalam keadaan panik, maka penolong bisa ikut celaka karena dipegang terlalu erat hingga tidak dapat bergerak. Metode selanjutnya yang perlu dikuasai adalah melepaskan diri dari pelukan korban agar dapat memberikan pertolongan lebih lanjut.

3. Teknik melepaskan diri

a. Korban memegang dari arah belakang

Cara ini dilakukan dengan cara merapatkan dagu ke dada, pegang bagian lengan atas korban, dan dorong tubuh ke dalam air sehingga menjauh dari korban. Jika sudah terlepas, berputarlah dan muncul ke permukaan dan berhadapan dengan korban lalu berikan pelampung yang dibawa.

b. Korban memegang dari arah depan

Cara ini dilakukan dengan cara merapatkan dagu pada dada, pegang bagian lengan atau tubuh korban dan dorong tubuh ke dalam air sehingga menjauh dari korban. Kemudian, keluarlah ke permukaan untuk memberikan pertolongan lanjut dengan memberikan pelampung pada korban.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Iswara N Raditya