tirto.id - Kematian George Floyd (46), yang telah memicu demonstrasi di seluruh negara bagian Amerika Serikat, dilaporkan akibat sesak napas. Dikutip dari BBC, hasil pemeriksaan menemukan bahwa kematian Floyd dipicu oleh berhentinya sistem kardiopulmoner dan kompresi pada leher.
Hasil pemeriksaan postmortem George Floyd yang dilakukan oleh kantor pemeriksa medis Hennepin juga mencatat adanya bukti penyakit jantung yang diderita Floyd. Selain itu, ditemukan pula bukti penggunaan narkoba baru-baru ini di dalam tubuh Floyd.
Temuan ini dirilis tidak lama setelah dilakukannya pemeriksaan yang dilakukan oleh tim medis yang disewa keluarga Floyd. Dari pemeriksaan otopsi pribadi tersebut, dilaporkan bahwa Floyd meninggal akibat asfiksia atau kekurangan oksigen karena kompresi di leher.
"Penyebab kematian adalah asfiksia, karena kompresi pada leher yang dapat mengganggu oksigen ke otak, dan kompresi ke belakang, yang mengganggu pernapasan," kata Dr Michael Baden, mantan medis di Kota New York, mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin (1/6/2020).
Sementara itu, tim hukum untuk George Floyd juga melaporkan bahwa kematian pria berumur 46 tahun tersebut adalah sebuah tindakan kriminal pembunuhan.
"Tidak diragukan lagi dia akan hidup hari ini jika bukan karena tekanan pada lehernya oleh petugas Derek Chauvin dan tekanan pada tubuhnya oleh dua petugas lainnya,” kata Benjamin Crump, pengacara untuk keluarga Floyd.
Kematian George Floyd memicu unjuk rasa dan kericuhan di berbagai wilayah di Amerika Serikat untuk menuntut upaya keadilan terhadap Floyd.
Sebuah video memperlihatkan bagaimana George Floyd menderita dan kemudian meninggal ketika seorang perwira polisi berkulit putih menekan leher Floyd dengan menggunakan lututnya.
Bahkan, setelah Floyd memohon untuk melepaskan tekanan tersebut akibat tidak bisa bernapas, polisi tersebut tidak segera melepaskannya, sehingga memicu kemarahan masyarakat akibat tragedi pembunuhan polisi terhadap orang berkulit hitam yang terus terjadi.
Sementara itu, perwira polisi dalam video tersebut, Derek Chauvin (44), telah didakwa dengan pembunuhan tingkat tiga dan akan diadili minggu depan. Tiga petugas polisi lainnya yang terlibat dalam penangkapan Floyd telah dipecat.
Kronologi Kematian George Floyd
Floyd tinggal di Minneapolis selama beberapa tahun setelah pindah dari kota asalnya, Houston, Texas. Ia bekerja sebagai tukang pukul di Minneapolis, tetapi saat ini ia tidak memiliki pekerjaan akibat pandemi COVID-19.
Penangkapan George Floyd berawal dari laporan bahwa Floyd menggunakan uang palsu sebesar 20 dolar AS untuk membeli rokok di Cup Foods pada 25 Mei 2020 malam, dikutip dari BBC.
Pemilik toko kelontong tersebut, Mike Abumayyaleh, tidak berada di toko saat kejadian, dan mengatakan bahwa pekerja yang melaporkan uang palsu dari George Floyd tersebut hanya mengikuti protokol aturan.
Laporan kepada 911 dilakukan sekitar pukul 20.01 waktu setempat. Karyawan yang melaporkan mengatakan kepada operator bahwa ia telah meminta Floyd untuk mengembalikan rokok yang ia beli dengan uang palsu tersebut, tetapi Floyd menolaknya, sebagaimana transkrip yang dirilis pihak berwenang.
Dalam transkrip, karyawan itu juga mengatakan bahwa Floyd tampak "mabuk" dan "tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri”. Tak lama setelah panggilan tersebut, sekitar pukul 20:08, dua petugas polisi tiba ketika Floyd sedang duduk dengan dua orang lain di mobil yang diparkir di sudut.
Setelah mendekati mobil, salah satu petugas, Thomas Lane, mengeluarkan senjatanya dan memerintahkan Floyd untuk mengangkat tangannya. Dalam sebuah laporan tentang insiden itu, jaksa tidak menjelaskan mengapa Lane berpikir perlu mengeluarkan senjatanya.
Lane, kata jaksa penuntut, "meletakkan tangannya pada Floyd, dan menariknya keluar dari mobil". Setelah berhasil memborgol tangan Floyd, Lane menjelaskan bahwa ia ditangkap akibat menggunakan uang palsu.
Namun, ketika para petugas mencoba untuk memasukkan Floyd ke dalam mobil patroli, terjadi pergolakan. Sekitar pukul 21.14 waktu setempat, Floyd disebutkan menegang, jatuh ke tanah, dan mengatakan kepada petugas bahwa ia sulit bernapas.
Derek Chauvin tiba di tempat kejadian. Bersama dengan petugas lainnya, ia terlibat dalam upaya lebih lanjut untuk memasukkan Floyd ke dalam mobil polisi. Sekitar oukul 20.19, Chauvin menarik Floyd keluar dari sisi penumpang yang menyebabkannya jatuh ke tanah.
Floyd terbaring di tempat itu, menghadap ke tanah, dengan tangan yang masih diborgol. Saat itulah, saksi mulai merekam video yang viral tersebut.
George Floyd ditahan oleh petugas, sementara Chauvin menempatkan lutut kirinya di antara kepala dan leher Floyd. “Aku tidak bisa bernapas,” kata Floyd berulang kali, dan minta tolong.
Chauvin masih dalam posisi menekan leher Floyd dengan lututnya, diperkirakan selama 8 menit 46 detik sebagimana laporan jaksa penuntut.
Enam menit setelahnya, Floyd tidak lagi responsif. Para saksi mendesak petugas untuk memeriksa denyut nadi Floyd, dan para petugas tersebut mengatakan bahwa mereka tidak menemukannya.
Pada pukul 20:27, Chauvin mengangkat lututnya dari leher Mr Floyd. Tanpa bergerak, Floyd dibawa ke kereta dorong dan dibawa ke Pusat Medis Hennepin dengan ambulans. Dia dinyatakan meninggal sekitar satu jam kemudian.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora