tirto.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengerahkan kekuatan militer untuk membubarkan aksi demonstrasi yang telah terjadi selama satu minggu terakhir pada Senin (1/6/2020) waktu setempat dari Rose Garden Gedung Putih.
Dikutip dari AP News, ancaman tersebut ia tujukan kepada para gubernur negara-negara bagian di Amerika Serikat jika mereka tidak dengan segera membubarkan aksi unjuk rasa yang berujung menjadi kerusuhan.
Saat menyampaikan permintaannya untuk mengakhiri demonstrasi tersebut, Presiden Trump juga mengatakan akan mengunakan lebih banyak kekuatan untuk mencapai tujuan tersebut.
Trump mengancam para gubernur dengan mengatakan jika mereka tidak mengerahkan US National Guard untuk mendominasi jalan-jalan, militer AS akan turun tangan untuk menyelesaikan demonstrasi ini.
"Kami adalah negara terbesar di dunia," kata Trump. "Kami akan menjaga (kondisi) tetap aman,” lanjutnya. Pengerahan militer oleh Trump ke negara-negara bagian AS ini akan menandai intervensi federal yang belum pernah terlihat dalam sejarah Amerika modern.
Beberapa menit sebelum Trump menyampaikan ancamannya tersebut, polisi dan tentara Garda Nasional AS secara agresif membubarkan para demonstran yang secara damai berkumpul di Lafayette Park, seberang Gedung Putih. Saat Trump mulai berbicara, tabung gas air mata terdengar meledak dari dalam Gedung Putih.
George Floyd meninggal minggu lalu, ketika ia terbaring menghadap tanah, dan ditekan menggunakan lutut seorang perwira polisi di bagian lehernya. Pada saat kejadian, Floyd mengatakan bahwa ia tidak dapat bernapas hingga kemudian dinyatakan meninggal dunia.
Kematiannya telah memicu protes yang menyebar dari Minneapolis ke seluruh negara bagian Amerika Serikat. Saudara Floyd, Terrence, memohon kepada para demonstran pada hari Senin untuk tetap damai.
Menanggapi ancaman yang dilayangkan Trump tersebut, gubernur Illinois J.B. Pritzker mengatakan bahwa ia menolak intevensi pemerintah pusat dapat mengirim pasukan militer ke negara bagian yang ia pimpin.
"Saya menolak gagasan bahwa pemerintah pusat dapat mengirim pasukan ke negara bagian Illinois," kata Pritzker dikutip AP News, setelah Trump mendesak para gubernur untuk mengerahkan National Guard AS.
Lebih lanjut, Pritzker juga menuduh bahwa Trump dengan sengaja menciptakan “momen pembakar” dengan mengancam para gubernur memadamkan demonstrasi dan kericuhan sebagai reaksi atas pembunuhan George Floyd di Minneapolis.
Sementara itu, gubernur New York Andrew Cuomo juga belum mengerahkan National Guard AS meski sebelumnya ia mengatakan bahwa New York memiliki 13.000 tentara yang dapat dikerahkan kapan saja.
"Saya mengucapkan terima kasih tetapi tidak, terima kasih," kata Cuomo dikutip AP News, tentang ancaman Trump untuk mengirim pasukan militer ke negara-negara bagian.
Di sisi lain, setidaknya 23 negara bagian dan distrik Columbia sudah mengerahkan pasukan penjaga pada Senin pagi, menurut pernyataan dari National Guard AS.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora