Menuju konten utama

Penyebab Gempa Banten yang Terasa hingga Jakarta Menurut BMKG

Penyebab gempa Banten karena adanya deformasi pada Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di bawah Banten Selatan.

Penyebab Gempa Banten yang Terasa hingga Jakarta Menurut BMKG
Ilustrasi Gempa Bumi. FOTO/iStock

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan pada pukul 11.44.14 WIB wilayah Banten diguncang gempa tektonik dengan parameter update magnitudo 5,1.

Sebelumnya BMKG melalui laman resminya menginformasikan gempa tersebut memiliki magnitudo 5,4 tetapi kemudian Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menginformasikan kepada redaksi Tirto parameter update magnitudo menjadi 5,1.

Daryono mengatakan, episenter gempa terletak pada koordinat 6,70 LS dan 106,15 BT , atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 18 kilometer arah Barat Daya Rangkasbitung, Banten pada kedalaman 87 kilometer.

"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah," kata Daryono,

Penyebab gempa Banten yang terasa hingga Jakarta dan Bandung.

Daryono mengatakan, penyebab gempa tersebut karena adanya deformasi pada Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di bawah Banten Selatan.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).

Guncangan gempa ini dirasakan di beberapa daerah antara lain.

III-IV MMI, Lebak.

III MMI Cihara, Rangkasbitung, Bayah, Pandeglang, Malingping, Cibeber, Banjarsari, Sukabumi.

II-III MMI, Jakarta, Depok, Bandung.

II MMI Tangerang Selatan, Bakauheni II MMI.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Daryono.

Guncangan gempa ini sangat dirasakan di Jakarta karena adanya efek soft sedimen/tanah lunak (local site effect) di Jakarta sehingga resonansi akibat tebalnya lapisan tanah lunak ini membuat gempa sangat dirasakan.

Hingga hari Selasa, 07 Juli 2020 pukul 12.07 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).

Baca juga artikel terkait GEMPA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH