Menuju konten utama

Penyakit Batu Empedu: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Apa itu penyakit batu empedu?

Penyakit Batu Empedu: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Ilustrasi masalah pencernaan. Getty Image/iStockphoto

tirto.id - Demi memiliki tubuh ideal, terkadang seseorang melakukan beragam diet, mulai dari mengurangi asupan karbohidrat, gula hingga ada yang sama sekali tidak makan nasi. Padahal beberapa menu diet ekstrim terkadang tidak menyediakan nutrisi lengkap yang harusnya dibutuhkan tubuh. Hal inilah yang justru bisa membahayakan kesehatan.

Lebih dari itu, diet yang salah justru akan mendatangkan beragam penyakit, mulai dari anoreksia hingga batu empedu. Khusus untuk penyakit batu empedu, kita terkadang tidak sadar memilikinya sampai akhirnya batu empedu memblokir saluran empedu, dan menyebabkan rasa sakit yang kian parah jika tidak segera ditangani.

Oleh karena ini, perlu kiranya kita mengenal penyakit ini lebih detail sebelum memutuskan melakukan diet ekstrim.

Apa itu Batu Empedu?

Batu empedu sebenarnya tidak benar-benar berbentuk batu. Batu empedu adalah potongan-potongan materi padat yang terbentuk di kantong empedu, organ kecil yang terletak di bawah hati, demikian seperti dilansir Web MD.

Batu empedu sendiri terdapat dua jenis, yaitu batu kolesterol yang biasanya berwarna kuning kehijauan. Jenis batu empedu adalah yang paling umum terjadi pada manusia.

Jenis kedua adalah batu pigmen, yang berbentuk seperti batu-batu berukuran lebih kecil dan gelap, yang terdiri dari bilirubin yang berasal dari empedu.

Penyebab Batu Empedu

Masih dari sumber yang sama, beberapa penyebab batu empedu adalah riwayat genetis, obesitas, masalah dengan kandung empedu, dan berdiet.

Berdiet dengan sangat ekstrim dan menghasilkan penurunan berat badan yang sangat tiba-tiba dan dalam jumlah yang banyak bisa menyebabkan batu empedu.

Diet ekstrim yang mampu menurunkan berat badan secara drastis, merupakan 10-25 persen penyebab dari pasien yang terkena batu empedu.

Ketika diet, kita akan mengalami perubahan keseimbangan garam empedu dan kolesterol dalam kandung empedu. Yang mana kadar kolesterol meningkat, sedangkan garam empedu menurun. Sementara, pelepasan kolesterol dalam jumlah banyak ke empedu bisa membuat empedu jenuh ketika berdiet. Hal ini yang bisa menyebabkan batu empedu terbentuk.

Selain itu, Mayo Clinic menulis bagian empedu yang memiliki banyak bilirubin juga dapat memicu gejala penyakit ini.

Kolesterol yang berlebihan mengendap di dalam kandung empedu juga bisa menyebabkan batu empedu. Penyebab lain batu empedu adalah faktor hormonal selama proses kehamilan. Faktor ini dapat dikaitkan dengan lambatnya pengosongan kandung empedu dan merupakan salah satu penyebab insiden kolelitiasis yang tinggi.

Terjadinya infeksi atau radang empedu yang parah juga berperan dalam pembentukan batu empedu. Faktor risiko lainnya yang menyebabkan orang terkena batu empedu adalah faktor usia, jenis kelamin dan berat badan. Orang dengan usia lebih dari 40 tahun akan cenderung terkena batu empedu dibandingkan orang dengan usia yang lebih muda.

Gejala Batu Empedu

Kembali dilansir dari Mayo Clinic, batu empedu tidak menyebabkan tanda atau gejala yang pasti. Jika batu empedu berada di saluran dan menyebabkan penyumbatan, tanda dan gejala yang dihasilkan biasanya adalah nyeri yang mendadak dan meningkat secara cepat di bagian kanan atas perut.

Nyeri batu empedu ini dapat berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam. Atau tiba-tiba terdapat rasa sakit yang intensif di pusat perut, tepat di bawah tulang dada, nyeri punggung antara tulang belikat, nyeri di bahu kanan, dan mual atau muntah.

Cara Mengobati Batu Empedu

Dilansir dari Web MD, salah satu upaya pengobatan batu empedu adalah dengan melakukan operasi. Di antara operasi yang bisa dilakukan adalah Kolesistektomi laparoskopi. Dokter bedah akan memasukkan sebuah alat ke dalam tubuh, yaitu alat yang memiliki senter dan kamera melalui beberapa luka kecil di perut. Dia akan melihat bagian dalam tubuh pada monitor video.

Selain itu, pengobatan batu empedu yang lain adalah perasi Open kolesistektomi. Dalam metode ini, dokter bedah akan membuat potongan yang lebih besar di perut untuk mengangkat kantong empedu. Jika batu empedu ada di saluran empedu, dokter mungkin menggunakan ERCP untuk menemukan dan membuangnya sebelum atau selama operasi kandung empedu.

Jika dokter merasa Anda tidak harus menjalani operasi, ia mungkin meresepkan obat chenodiol (Chenodol), ursodiol (Actigall, Urso 250, Urso Forte), atau keduanya. Obat-obatan ini bekerja dengan melarutkan batu kolesterol. Diare ringan bisa menjadi efek samping.

Kelemahan menggunakan obat adalah Anda mungkin harus meminumnya selama bertahun-tahun untuk melarutkan batu, yang mungkin akan kembali setelah Anda berhenti mengonsumsi obat.

Selain itu, upaya pencegahan untuk batu empedu adalah dengan selalu makan teratur, menjaga berat badan, dan turunkan berat badan secara perlahan jika mengalami obesitas.

Baca juga artikel terkait BATU EMPEDU atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yulaika Ramadhani