tirto.id - Sejumlah kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk mengendalikan kenaikan harga tiket pesawat mulai menampakkan hasil.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, tarif angkutan udara tercatat sebagai salah satu penyumbang deflasi sepanjang Juni 2017.
Tarif angkutan udara sendiri tercatat dalam kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami deflasi 0,014 persen dengan andil sebesar 0,03 persen pada Juni 2019.
Kepala BPS, Suharyanto mengatakan, hal itu tak lepas dari sejumlah kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah. Pada pertengahan bulan Mei, misalnya, pemerintah menurunkan tarif batas atas angkutan udara sebesar 12-16 persen.
Kebijakan tarif batas atas turun sesuai Keputusan Menteri Perhubungan 106/2019 yang berlaku sejak 15 Mei 2019, menggantikan regulasi lama yakni Keputusan Menteri 72/2019 tentang Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri.
"Transportasi deflasi paling besar yakni 0,24 persen. Karena tarif angkutan udara turun atau deflasi 0,04 persen. Dan bisa dilihat dari 82 kota, 32 [kota] mengalami penurunan harga tiket. Tertinggi di Makassar turun 12 persen demikian juga dari Batam 11 persen," ujar dia, di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (1/7/2019).
Meski demikian, tarif angkutan darat khusunya tiket bus antar kota antar provinsi (AKAP) masih tercatat menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen.
Selain transportasi, sub-kelompok komunikasi dan pengiriman juga mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.
Seperti diketahui, BPS mencatat bahwa pada bulan lalu terjadi inflasi sebesar 0,55 persen. Jika dilihat berdasarkan kelompoknya, ada lima kelompok yang menyumbang inflasi yakni bahan makanan sebesar (0,38 persen); serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,10 persen).
Selain itu, ada pula kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar (0,04 persen); kelompok sandang (0,05 persen); dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.
Sementara kelompok yang tak menyumbang inflasi nasional adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga.
"Karena secara seasonality belum masuk ke tahun ajaran baru. Mungkin baru akan terlihat di bulan ini," pungkas Suharyanto.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali