Menuju konten utama

Pengusaha Desak Pemerintah Impor Jagung

Impor jagung dinilai masih diperlukan. Hal ini karena produksi jagung tahun 2016 tidak meningkat, sementara kebutuhan terhadap komoditas tersebut masih tinggi, terutama untuk pakan ternak.

Pengusaha Desak Pemerintah Impor Jagung
Petani menjemur jagung hibrida, di Desa Polagan, Galis, Pamekasan, Jawa Timur. Antara Foto/Saiful Bahri.

tirto.id - Sekretaris Jenderal Agribisnis Club Indonesia Tony Kristiyanto Juwono menilai impor jagung masih diperlukan lantaran produksi jagung tahun 2016 tidak meningkat sementara kebutuhan terhadap komoditas tersebut masih tinggi, terutama untuk pakan ternak.

"Kita lihat saja sampai akhir Juni 2016 ini, kalau harga jagung tidak turun berarti di dalam negeri memang tidak ada produksi. Kalau tidak ada jagung maka tahun depan tidak mungkin impor jagung nol persen," kata Tony di Jakarta, Selasa, (7/6/2016).

Tony menambahkan, bantuan benih, pupuk, hingga insentif harga pada panen jagung sebesar Rp5.000 per kilogram untuk mendorong petani menanam jagung ternyata tidak efektif.

Ia menduga penurunan produktifitas itu terjadi lantaran lahan jagung berkurang disebabkan oleh pembangunan pemukiman dan industri. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk memperluas lahan jagung dan mencetak ladang yang lebih luas.

"Pemerintah hanya memikirkan memperluas cetak sawah, padahal cetak ladang lebih mudah. Berapa banyak tanah terlantar, kita perlu sekali ladang, padahal harganya lebih murah dari sawah. Dengan biaya yang lebih murah, sebaiknya cetak ladang diperbanyak seperti cetak sawah," kata Tony.

Tony mengatakan belum ada kebijakan yang mengatur impor jagung, terutama untuk kebutuhan pakan ternak karena saat ini hanya ada UU Pangan yang mengatur konsumsi manusia dan UU Peternakan dan Kesehatan Hewan yang mengatur tentang dunia peternakan dan kesehatan hewan ternak.

"Impor jagung untuk ternak ini tidak ada 'cantolannya.' Pemerintah tidak bisa menghentikan impor dengan berdasarkan UU Pangan. Kalau menggunakan UU Ternak dan Kesehatan Hewan fungsi pemerintah mengkoordinasi saja. Impor tetap ada selama masih ada kekurangan pasokan jagung," kata Tony.

Meskipun begitu, Tony juga khawatir, jika impor jagung lebih tinggi daripada produksi sendiri maka harga di pasaran akan lebih murah.

Baca juga artikel terkait EKONOMI

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara