tirto.id - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju Sulawesi Barat Muhammad Ali Rachman mengatakan instansinya memusatkan titik pengungsian di dua lokasi. Pertama di Stadion Manakarra dan kedua area kantor gubernur.
"Sesuai arahan Menteri Sosial tadi malam," kata Ali, dikutip dari Antara, Sabtu (16/1/2021). "Tujuannya agar lebih menjangkau dan menyalurkan bantuan." Stadion juga dipilih karena lokasinya ada di dataran tinggi.
Mereka telah menginstruksikan para pengungsi yang tersebar di beberapa titik agar segera pindah.
Gempa yang mengguncang Mamuju terjadi pada Kamis 14 Januari sekitar pukul 13.35 dengan Magnitudo 5,9. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut guncangan mencapai skala intensitas VI MMI yang berarti dirasakan oleh semua penduduk. Pada hari yang sama pukul 06.32 WIB, wilayah Mamasa juga diguncang gempa tektonik.
Terjadi 32 aktivitas gempa susulan di seantero Sulawesi Barat hingga Sabtu (16/1/2021) pukul 07.03 WIB.
Per Kamis malam 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan di Kabupaten Majane karena gempa. Belum lagi ribuan orang mengungsi. Gedung-gedung juga rubuh, termasuk rumah sakit dan jembatan.
Seorang warga mengatakan pada Jumat kemarin mereka kekurangan air bersih untuk diminum. Untuk mencari di toko-toko pun sulit karena tentu banyak yang tutup dan kalaupun ada lokasinya jauh, sementara sepeda motor tertimbun reruntuhan. Ini belum termasuk mahalnya harga bensin, Rp25 ribu per liter.
Meski telah meminta warga pindah, Ali bilang saat ini mereka masih kekurangan tenda. Kementerian Sosial menjanjikannya tapi belum sampai. Dia berharap tenda lekas sampai. "Jika tenda sudah dibangun maka kami langsung arahkan para pengungsi masuk," ujarnya.