Menuju konten utama
Pilpres 2019:

Pengamat Politik: Rilis 200 Mubalig Bisa Gerus Elektabilitas Jokowi

Usep mengatakan, rekomendasi 200 mubalig bisa menggerus elektabilitas Jokowi di Pilpres 2019.

Pengamat Politik: Rilis 200 Mubalig Bisa Gerus Elektabilitas Jokowi
Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Barisan Muda Surabaya membentangkan spanduk saat aksi di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (29/4/2018). ANTARA FOTO/Zabur Karuru

tirto.id - Direktur Eksekutif Populi Center, Usep S Ahyar menilai rilis rekomendasi 200 mubalig yang dikeluarkan Kementerian Agama (kemenag) dapat menggerus elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.

"Ini tentu menggerus elektoral [Jokowi]. Karena bagi pihak-pihak yang kontra pemerintah di 2019 menjadi bahan untuk mengkritik pemerintah dan menggaet massa yang menolak rekomendasi itu," kata Usep kepada Tirto, Kamis (24/5/2018).

Indikasi itu, kata Usep, sudah terlihat dari polemik yang meluas di masyarakat. Menurutnya, polemik tersebut merupakan tanda bahwa operasi politik dari kubu oposisi Jokowi sudah berjalan.

"Saya kira itu merugikan dan blunder," kata Usep.

Dalam hal ini, Usep menilai, Jokowi harus berani bersikap meminta kepada Kementerian Agama untuk mencabut rekomendasi tersebut atau setidaknya meminta agar rekomendasi tersebut tidak diikuti oleh publik.

"Ini sebaiknya pemerintah dicabut saja. Atau menganjurkan agar tidak perlu dipatuhi. Dengan begitu masyarakat bisa berpikir ini memang kebijakan Kemenag pribadi," kata Usep.

Mengenai hal ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sudah memberikan pernyataan dalam rapat dengan Komisi VIII DPR.

Lukman meminta maaf kepada publik terkait rekomendasi ustaz tersebut. Ia pun telah menyerahkan sepenuhnya kepada ormas keagamaan dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Ormas-ormas tersebut, kata Lukman, akan mengajukan nama-nama ustaz lain untuk direkomendasikan dalam rilis selanjutnya. Sementara Kemenag, kata dia, tidak akan lagi mengeluarkan rilis. Sebab, akan terlalu banyak rilis-rilis baru.

"Kami sudah pada posisi bukan kami lagi, kalau harus ada rilis berikutnya bukan Kemenag lagi karena nama-nama itu baik yang 200 maupun yang datang lebih dari 200 setelah terbit rilis itu semuanya kami serahkan kepada MUI. Untuk disikapi oleh MUI bersama ormas-ormas Islam yang ada di dalam naungan MUI itu," kata Lukman, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (24/5/2018).

Maka, kata Lukman, lebih baik saat ini masyarakat menunggu saja hasil rekomendasi dari MUI.

Ada pun kemenag mengeluarkan rilis 200 nama mubalig pada Jumat pekan lalu. Rilis tersebut kemudian menjadi polemik karena tidak memasukkan nama-nama yang dianggap publik sebagai ustaz panutan mereka, seperti Abdul Somad dan lain-lain.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto