Menuju konten utama

Pengamanan Berlebihan di Asrama Papua, Ada Instruksi Kapolri?

Rencana Aksi Damai Mahasiswa Papua berbuntut aksi pengaduan ke Komnas HAM. Mahasiswa Papua dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) menyayangkan tindakan ratusan personel aparat gabungan yang menghadang rencana aksi damai mahasiswa papua dan aktivis pro-demokrasi dari asrama menuju Titik Nol Kilometer pada Jumat (15/7/2016).

Pengamanan Berlebihan di Asrama Papua, Ada Instruksi Kapolri?
Sejumlah anggota kepolisian berjaga di depan Asrama Mahasiswa Papua di Yogyakarta, Jumat (15/7). Anggota kepolisian dari Polda DIY membubarkan puluhan warga Papua yang melakukan aksi menolak gerakan OPPM. Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah.

tirto.id - Ratusan Personel aparat gabungan dari Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Korps Brigade Mobil, dan organisasi masyarakat, pada Jumat (15/7/2016) menghadang rencana aksi damai mahasiswa Papua dan aktivis pro-demokrasi dari asrama menuju Titik Nol Kilometer.

Aksi menghadang dengan mengepung asrama mahasiswa papua tersebut membuat pihak mahasiswa papua sendiri merasa kebingungan. Mereka tidak memahami mengapa hal itu sampai terjadi, sebab rencana aksi mereka sebenarnya telah dibatalkan karena tidak mendapatkan ijin dari Kasat Intel Polresta Yogyakarta. Oleh karenanya, mereka hanya memusatkan kegiatan di dalam asrama saja.

“Kami sendiri kurang tahu kenapa polisi mengambil tindakan seperti itu, setelah kami bangun komunikasi dengan pihak kepolisian, apa sih yang menjadi alasan mereka lakukan hal itu, mereka katakan bahwa ada instruksi dari Kapolri,” kata Juru Bicara Persatuan Rakyat Pembebasan Papua Barat, Roy Karoba, Selasa, (19/7/2016).

Tindakan aparat yang dinilai berlebihan oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogya tersebut membuat Roy berfikir bahwa memang ada upaya-upaya khusus untuk memojokkan mahasiswa Papua.

Sementara itu, terkait korban 'pengamanan' pada Jumat (15/7/2016) Roy menerangkan, Obi Kagoya yang wajahnya telah tersebar melalui video dan foto-foto justru dijadikan tersangka. Sementara, foto-foto maupun video tersebut dengan jelas memperlihatkan bahwa Obi adalah korban, sebabagaimana ia melihatnya tanpa melalui foto ataupun video.

Sedangkan Obi sendiri mengonfirmasi bahwa ia tidak membawa senjata tajam seperti yang dituduhkan aparat kepadanya. Ia memang sempat lari dari kejaran aparat sebagai tindakan menyelamatkan diri. Meskipun demikian, di wajahnya masih terdapat lebam dan pelipisnya mengelupas. Ia pun memperlihatkan luka yang mengering di bagian lengan kirinya.

Organisasi masyarakat yang turut hadir pada hari tersebut antara lain Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia, Pemuda Pancasila, Paksi Katon, dan Laskar Jogja. Ormas tersebut turut membubarkan rencana aksi damai mahasiswa Papua.

Menanggapi kejadian tersebut, Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Yanni, SH, yang menyempatkan diri untuk menilik asrama mahasiswa Papua, Selasa mengatakan akan mengonfirmasi benar tidaknya ada instruksi langsung dari Kapolri.

Menurutnya, pemerintah harus waspada dengan kejadian-kejadian seperti ini, karena Papua sedang menjadi sorotan dunia internasional. Ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan kekayaan alam Papua.

“Harus waspada, jangan sampai disusupi pihak asing yang menginginkan perpecahan Indonesia,” kata Yanni.

Baca juga artikel terkait PEMUDA PAPUA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Hukum
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh