Menuju konten utama

Pengajaran Eksplisit: Tujuan, Langkah dan Contohnya

Artikel berikut akan mengulas tentang pengajaran eksplisit, contoh, hingga bentuk implementasi pengajaran eksplisit. Simak pembahasannya di bawah ini.

Pengajaran Eksplisit: Tujuan, Langkah dan Contohnya
Ilustrasi - seorang guru sedang mengajari muridnya. Pengajaran Eksplisit: Tujuan, Langkah dan Contohnya. ANTARA/HO.

tirto.id - Pengajaran eksplisit adalah metode pembelajaran yang mengutamakan penyampaian materi secara terstruktur dan sistematis. Guru memainkan peran penting dalam mengarahkan siswa melalui proses pembelajaran, memastikan setiap langkah dipahami dengan baik.

Metode ini bertujuan membantu siswa menguasai keterampilan dasar dan informasi penting secara bertahap. Berkaitan dengan pembahasan tersebut, artikel ini akan mengupas apa itu pengajaran eksplisit? Dalam artikel ini akan memuat pengertian pengajaran eksplisit, tujuan, serta contoh pengajaran eksplisit.

Apa Itu Pengajaran Eksplisit?

Barak Rosenshine & Robert J. Stevens dalam Teaching Functions (1986) menjelaskan pengajaran eksplisit adalah metode pembelajaran langsung yang dirancang khusus untuk membantu siswa menguasai pengetahuan prosedural dan deklaratif. Metode ini mengajarkan materi secara bertahap, langkah demi langkah.

Selaras dengan hal tersebut, Arends, seperti yang dikutip oleh Trianto dalam buku Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif (2009), menjelaskan bahwa model explicit instruction atau dikenal sebagai direct instruction, adalah pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk membantu siswa memahami pengetahuan deklaratif dan prosedural.

Untuk memudahkan proses belajar siswa, pendekatan dalam pengajaran eksplisit dilakukan dengan cara yang terstruktur dan bertahap, langkah demi langkah. Adapun bentuk implementasi pengajaran eksplisit dapat berupa ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok.

Tujuan Pengajaran Eksplisit

Dengan mengutip Arends, Trianto dalam bukunya menerangkan bahwa pengajaran langsung atau pengajaran eksplisit bertujuan untuk membantu siswa menguasai keterampilan dasar dan mendapatkan informasi secara bertahap. Metode ini memberikan arahan yang jelas sehingga siswa dapat belajar secara sistematis.

Miftahul Huda dalam buku Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis) (2013) juga menerangkan hal serupa. Menurutnya tujuan pengajaran eksplisit adalah untuk memastikan bahwa siswa menerima materi pelajaran dengan jelas dan terstruktur.

Dengan metode tersebut, guru dapat mengontrol penyampaian informasi dan urutannya, sehingga siswa dapat fokus pada materi yang mereka pelajari. Selain itu, melalui pengajaran eksplisit, siswa juga dapat memahami konsep sekaligus keterampilan dasar dengan lebih mudah.

Langkah-Langkah Pengajaran Eksplisit

Trianto dalam bukunya mengulas bahwa langkah-langkah pengajaran eksplisit terdiri atas lima fase, yang dimulai dari menyampaikan tujuan, mempersiapkan siswa, hingga memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Berikut penjelasan detail untuk langkah-langkahnya.

1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Pada tahap awal ini, guru memberikan pengajaran eksplisit dengan menjelaskan tujuan pembelajaran untuk menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi.

Guru dapat menjelaskan tujuannya melalui tulisan di papan tulis atau medium lain untuk memberikan gambaran umum tentang apa yang akan dipelajari siswa. Selain itu, guru juga dapat mengingatkan kembali pada pengetahuan yang relevan yang telah siswa miliki.

2. Mendemonstrasikan pengetahuan serta keterampilan

Tahap selanjutnya, guru menyajikan informasi dengan jelas dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi yang efektif.

Guru mesti memberikan penjelasan yang spesifik dan dapat diikuti oleh siswa serta meyakinkan bahwa mereka mengamati contoh yang benar. Demonstrasi merupakan hal penting karena siswa sering belajar dari mengamati orang lain.

3. Membimbing pelatihan

Di tahap ini, guru memberikan latihan yang intensif kepada siswa untuk memastikan para siswanya memahami konsep atau keterampilan yang diajarkan.

Latihan yang diberikan harus bermakna dan cukup singkat untuk menghindari siswa merasa bosan. Guru wajib memantau pelatihan secara cermat, terutama di tahap awal, untuk memastikan bahwa siswa mengikuti pelatihan tiap tahap dengan benar.

4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Guru menilai pemahaman siswa melalui pertanyaan lisan atau tertulis. Setelahnya, guru perlu memberikan umpan balik berdasarkan jawaban siswa. Umpan balik ini bisa berupa komentar lisan, tes, atau tulisan.

5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Guru memberi siswa tugas mandiri yang bisa dikerjakan di rumah atau di luar jam pelajaran. Tugas ini bukan sekadar kelanjutan dari pelajaran di kelas, tetapi juga persiapan untuk pembelajaran selanjutnya.

Guru juga harus menginformasikan kepada orang tua tentang bagaimana mereka dapat terlibat dalam membimbing anaknya di rumah dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang telah dikerjakan siswa.

Contoh Pengajaran Eksplisit

Darwis Abroriy dari SMPS Nazhatut Thullab Sampang menerapkan pembelajaran kompetensi sosial emosi (KSE) menggunakan metode pengajaran eksplisit. Dalam contoh pengajaran eksplisit ini, jenis KSE yang dipelajari adalah kesadaran diri dan keterampilan berelasi.

Tujuan pembelajaran ini adalah untuk memahami bahwa kecerdasan dapat ditingkatkan dan memahami bahwa otak bersifat lunak. Selain itu, pada akhir pelajaran diharapkan siswa dapat melakukan pekerjaan menantang sebagai cara terbaik untuk membuat otak lebih kuat dan lebih pintar.

Dengan tujuan tersebut, Darwis Abroriy menerapkan tahapan pembelajaran KSE dengan pengajaran eksplisit adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan awal

Menyapa siswa dengan menanyakan kabar dan berdoa. Lalu, mengajak murid melakukan senam otak dan diakhiri menarik nafas dalam-dalam serta mengucapkan syukur.

2. Kegiatan inti (aktivitas 1)

Memberikan pengantar tentang cara kerja otak dengan menggunakan analogi CD blank dan CD yang sudah ada isi filenya. Selanjutnya, siswa diajak menonton video "Growing your mind" oleh Khan Academy.

Kemudian dilanjutkan diskusi dengan menggunakan pertanyaan pemantik seperti bagaimana orang lebih cerdas; bagaimana diagram otak/neuron saat lahir vs berusia 6 tahun; hingga kapan otak berada pada tahap paling berkembang.

3. Kegiatan inti (aktivitas 2)

Guru membagikan pengalaman pribadi yang terkait dengan video tentang bagaimana menghadapi tantangan dalam belajar dan menyelesaikan masalah saat masih sekolah.

Selanjutnya, guru meminta siswa untuk menulis pengalaman pribadi mereka tentang momen berkesan di masa lalu yang membantu mereka menguasai sesuatu, dengan fokus pada upaya kerja keras, cara menghadapi tantangan, dan strategi yang digunakan. Setelah itu, siswa diminta untuk berpasangan dan saling berbagi cerita berdasarkan tulisan yang telah mereka buat.

4. Kegiatan penutup

Guru meminta siswa mengumpulkan hasil tulisan pengalaman pribadinya. Kemudian guru memfasilitasi untuk melakukan refleksi dan memberikan apresiasi serta motivasi pada siswa.

5. Refleksi Guru

Guru membaca hasil tulisan siswa untuk dijadikan sebagai bahan refleksi dan melaksanakan langkap S-T-O-P (hening sejenak, mengenali emosi, pikiran, dan perasaan). Kemudian menuangkan hasilnya ke dalam jurnal.

Baca juga artikel terkait METODE PENGAJARAN atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Edusains
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno