tirto.id - Musisi Marcello Tahitoe alias Ello resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Metro Jakarta Selatan. Ello dan seorang temannya ditangkap di rumahnya pada Minggu (6/8/2017), sebelumnya diberitakan pada Kamis (10/8/2017), atas kepemilikan narkotika jenis ganja.
Pengacara Ello, Chris Sam Siwu menjelaskan, ia sudah mengajukan permohonan rehabilitasi untuk kasus ini. "Barang bukti berupa ganja dan banyaknya masih di bawah SEMA (Surat Edaran Mahkamah Agung)," kata Chris.
Pihak pengacara belum mau menyebutkan jumlah pasti ganja yang dijadikan barang bukti.
Menurut SEMA Nomor 4 Tahun 2010, seseorang yang kedapatan membawa ganja di bawah 5 gram dikenakan wajib lapor.
"Melekat pasal 54 UU Narkotika bahwa setiap penyalahguna wajib direhabilitasi. Dasarnya adalah hasil assessment. Hasilnya nanti biar pihak penyidik yang menyampaikan," tambahnya.
Selain itu, Chris juga mengatakan bahwa Ello bersikap kooperatif saat penangkapan. "Ello sangat kooperatif dalam proses penangkapan yang terjadi. Sehingga tidak ada perdebatan sama sekali soal penangkapan," terangnya.
Ello, lanjut Chris, meminta maaf dan berharap dukungan seluruh fans.
"Dia minta maaf sebesar-besarnya kepada semua fans, bahkan yang bukan fans juga dia minta maaf," ungkap Chris.
Sebelumnya diberitakan, Ello diamankan polisi terkait kasus penyalahgunaan narkoba. "Benar, dia (Ello) ditangkap atas kepemilikan ganja," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada Tirto, Kamis (10/8/2017).
Saat ditanyakan mengenai kronologi penangkapan, Argo belum menjelaskan rinci terkait tempat penangkapan maupun barang bukti ganja yang disita oleh petugas.
Hingga saat ini, pihak kepolisian belum melakukan rilis atas kasus yang menjerat musisi dan pengarang lagu berdarah campuran Maluku dan Batak. Selama karirnya, ia mengeluarkan album musiknya sebanyak 4 album.
Bakat bernyanyi Ello diwariskan dari kedua orang tuanya yang telah terkenal sebagai artis di masanya. Ia adalah putra dari musikus dan pengarang lagu berdarah Maluku Minggoes Tahitoe dan penyanyi pop senior berdarah Batak yang sangat terkenal pada tahun 1980-an Diana Nasution.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri