Menuju konten utama
Ilmuwan Indonesia Mendunia

Penemuan Fahmi Mubarok, Finalis European Inventor Award 2022

Penemuan Fahmi Mubarok, Finalis European Inventor Award 2022 bersama dengan Nuria Espallargas merupakan inovasi yang diyakini mustahil oleh para ahli.

Penemuan Fahmi Mubarok, Finalis European Inventor Award 2022
Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Fahmi Mubarok, ST, MSc, PhD. FOTO/DOK. EIA/PRIBADI

tirto.id - Masyarakat Indonesia turut berbangga sebab salah satu ilmuwannya menjadi finalis di ajang European Inventor Award 2022. Fahmi Mubarok, ilmuwan sekaligus dosen di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama dengan Prof. Nuria Espallargas, seorang insinyur asal Spanyol diakui sebagai bagian dari ilmuwan terkemuka di dunia.

Sebelum kabar baik ini terdengar, perjalanan karir Fahmi Mubarok cukup panjang di bidang akademis dan penelitian. Ia menempuh pendidikan sarjananya dari 1997 hingga 2002 di Institut Teknologi Bandung di jurusan Teknik Material.

Pada 2005 hingga 2008, Fahmi Mubarok kemudian melanjutkan studi masternya di Hamburg University of Technology dengan jurusan Ilmu Material, serta melanjutkan studi doktoralnya di Norwegian University of Science and Technology (NTNU) dengan jurusan Desain Teknik dan Material.

Saat ini ia aktif sebagai asisten profesor di Departemen Teknik Mesin ITS, Surabaya.

Beberapa temuan ilmiah bertaraf internasional telah banyak ia hasilkan. Di antara temuannya berfokus pada penelitian teknik thermal spraying, teknik yang kemudian juga mengantarkannya pada European Inventor Award 2022.

European Inventor Award: Pengumuman Pemenang pada 21 Juni 2022

European Inventor Award merupakan ajang penghargaan yang diluncurkan oleh EPO (European Patent Office) sejak 2006.

Penghargaan tersebut diberikan kepada para penemu di seluruh dunia yang menggunakan keterampilan teknis, ilmiah, serta intelektual untuk berkontribusi pada kemajuan teknologi. Penemuan yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan efektivitas kehidupan masyarakat.

EPO, sebagai lembaga layanan publik terbesar di Eropa bertujuan untuk memperkuat kerja sama paten tersebut, yang kemudian akan membantu penemu untuk mendapatkan pengakuan yang layak mereka dapatkan.

Melalui prosedur pemberian paten terpusat EPO, para penemu dapat memperoleh perlindungan paten berkualitas tinggi di 44 negara, mencakup pasar sekitar 700 juta orang.

Sementara itu, pelaksanaan European Inventor Award 2022 akan mengumumkan pemenangnya pada 21 Juni 2022 mendatang di Munich, Jerman.

Penemuan Fahmi Mubarok, Inovasi yang Awalnya Dianggap Mustahil Tercapai

Menunggu datangnya pengumuman, melalui laman akun LinkedIn-nya, Fahmi memohon dukungan masyarakat melalui voting pada laman European Inventor Award agar dapat memenangkan nominasi dengan kategori ilmuwan favorit atau Popular Prize.

Selain mendapatkan kesempatan sebagai nominasi ilmuwan favorit, Fahmi dan Espallargas juga berhasil masuk dalam nominasi kategori SMEs (small to medium-sized enterprises) atau UKM bersama 3 finalis penemu lainnya.

Kategori tersebut diperuntukkan bagi para penemu atau ilmuwan di perusahaan kecil berjumlah karyawan kurang dari 250 dan omzet tahunan kurang dari 50 juta euro.

Pelapis Keramik Semprot Termal untuk Memperpanjang Umur Produk adalah temuan yang membawa Fahmi dan Espallargas mendapatkan kesempatan tersebut.

Temuan ini sebenarnya berawal dari studi doktoral Fahmi yang mendapat bimbingan dari Espallargas, profesor di Norwegian University of Science and Technology (NTNU).

Beberapa jenis pelapis keramik, terutama golongan karbida dan nitrida yang memiliki bobot ringan dan ketahanan temperatur yang tinggi menarik minat Fahmi kala itu.

Melalui laman resmi ITS, Kepala Pusat Penelitian Material dan Nanoteknologi Lanjutan ITS Surabaya tersebut menjelaskan bahwa silikon karbida merupakan material unggul dengan kekerasan mendekati intan dan tahan terhadap temperatur tinggi.

Akan tetapi, material ini tidak memiliki temperatur leleh sehingga langsung tersublimasi menjadi gas dari fasa padatnya. Akibatnya, teknik thermal spraying sulit diaplikasikan untuk membentuk silikon karbida coating.

Padahal pelapis keramik ini sangat diminati dan dibutuhkan oleh industri. Kondisi tersebut pada akhirnya mendorong Fahmi dan Espallargas agar jenis pelapis keramik dapat diproses pada kondisi atmosfer dengan teknik semprot termal, yang mana bahan tersebut dipanaskan hingga suhu lebih dari 2.500 derajat celcius dalam waktu singkat dan diarahkan pada benda kerja yang akan dilapisi pistol semprot termal.

Pada mulanya, inovasi yang digagas Fahmi Mubarok dan Espallargas dianggap mustahil sebab keramik cenderung menguap daripada meleleh ketika dipanaskan dengan suhu tinggi.

“Pada prinsipnya, material yang tidak memiliki titik leleh, tidak dapat digunakan dalam penyemprotan termal, hal ini membangkitkan keingintahuan saya. Saya pikir kita perlu mencari tahu bagaimana menyelesaikan ini,” ujar Nuria Espallargas.

Mereka berdua berupaya keras silikon karbida-kramik dapat disemprotkan secara termal hingga menghancurkan asumsi mustahil, yang kini mengantarkan keduanya menjadi finalis salah satu ajang ilmiah paling bergengsi di dunia.

"Melalui inovasi mereka, Nuria Espallargas dan Fahmi Mubarok sudah memecahkan masalah material yang selama ini diyakini tidak mungkin terpecahkan oleh para ahli," ujar Presiden EPO Antonio Campinos, dilansir Detail Zero.

Pada akhirnya, inovasi yang mereka rancang akan membawa manfaat bagi industri mobil, kereta api, rem serta manufaktur kaca.

Pelapis keramik semprot termal tersebut akan membantu mencegah keausan dan paparan bahan kimia. Dengan demikian, umur bahan atau komponen akan jauh lebih lama untuk digunakan.

Baca juga artikel terkait EUROPEAN INVENTOR AWARD atau tulisan lainnya dari Galih Ayu Palupi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Galih Ayu Palupi
Penulis: Galih Ayu Palupi
Editor: Abdul Hadi