tirto.id - Gerakan salat dapat mengurangi nyeri punggung, menurut penelitian dari Binghamton University. Mereka meneliti gerakan fisik yang kompleks dari salat dan menemukan gerakan itu dapat mengurangi nyeri punggung bawah jika dilakukan secara teratur dan benar.
"Salah satu cara berpikir tentang gerakan-gerakan itu adalah mereka mirip dengan yoga atau latihan intervensi terapi fisik yang digunakan untuk mengobati sakit punggung," jelas penulis penelitian, Mohammad Khasawneh.
Penelitian yang diterbitkan di Journal of Industrial and Systems Engineering ini menganalisis statistik berdasarkan pergerakan model manusia digital yang dihasilkan komputer dari pria dan wanita India, Asia, dan Amerika menderita nyeri punggung bawah.
Peneliti menemukan, bagian rukuk adalah yang paling membuat tekanan pada punggung bawah, tetapi bagi individu dengan nyeri pinggang, gerakan itu dapat mengurangi rasa sakit.
"Kekuatan kompresi maksimum selama salat jauh lebih rendah daripada batas keamanan Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH). Gerakan tersebut dapat dianggap sebagai perawatan klinis untuk nyeri punggung bawah, karena memerlukan gerakan tubuh manusia yang berbeda-beda secara teratur," kata Khasawneh.
Akan tetapi beberapa orang yang sakit punggungnya sudah parah mungkin tidak dapat melaksanakan gerakan salat secara normal. Namun dalam Islam, jika seseorang tidak dapat berdiri, diizinkan untuk salat duduk atau berbaring.
"Postur berlutut [sujud] meningkatkan elastisitas persendian. Disarankan bagi orang-orang ini [yang punya nyeri punggung] untuk menghabiskan lebih banyak waktu dalam postur berlutut," kata Khasawneh.
Kesehatan fisik dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi, gaya hidup, dan agama. Selain itu, penelitian menunjukkan ada hubungan yang kuat antara salat dan gaya hidup sehat.
"Doa dapat menghilangkan stres dan kecemasan fisik, sementara ada juga penelitian yang menunjukkan ritual doa dapat dianggap sebagai pengobatan klinis yang efektif untuk disfungsi neuro-muskuloskeletal," kata Khasawneh seperti dilansir Binghamton University.
Namun, menurut tim peneliti, menggunakan sudut dan gerakan yang salah dapat meningkatkan rasa sakit. Tim juga menyarankan bahwa studi lebih lanjut diperlukan untuk individu yang cacat fisik, mereka yang memiliki tipe tubuh yang lebih ekstrim, terutama wanita hamil.
Editor: Dipna Videlia Putsanra