tirto.id - Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai sikap Ustaz Abdul Somad (UAS), yang semakin menunjukkan dai itu tidak dekat dengan kubu Prabowo, bisa berpengaruh terhadap peta persaingan di Pilpres 2019.
Menurut Wasisto, sikap netral UAS di Pilpres 2019 sebenarnya lebih menguntungkan kubu Jokowi dan bisa memicu penurunan dukungan untuk Prabowo.
"Kenetralan UAS ini justru akan membuat peta konstelasi suara di Sumatera akan berimbang karena selama ini jamaah UAS itu memang condong ke PA 212 dan Prabowo," kata Wasisto dalam keterangan tertulisnya kepada reporter Tirto pada Senin (11/2/2019).
Wasisto menambahkan, sikap netral UAS juga bisa berpengaruh terhadap masyarakat di luar Sumatera, terutama kalangan perempuan dan pemilih muda, yang selama ini kerap menyaksikan video ceramah dai asal Riau tersebut di internet.
Akhir pekan kemarin, UAS menemui tiga ulama karismatik Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yakni KH Maimun Zubair, Habib Luthfi bin Yahya dan KH Salahuddin Wahid.
Pertemuan itu memunculkan spekulasi bahwa UAS melabuhkan dukungannya ke Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Namun, berdasar keterangan di akun instagramnya, UAS menjelaskan kunjungannya untuk menemui 3 ulama NU itu hanya silaturahmi dan berkaitan dengan perjalananan spiritualnya.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf juga sudah menyatakan pertemuan UAS dengan tiga ulama NU itu sebaiknya tidak dinilai secara politis. Eks penasihat PA 212 yang belakangan mendukung Jokowi-Ma'ruf, Usamah Hisyam juga menilai sikap netral UAS di Pilpres sudah tepat.
UAS memang sudah menyatakan bersikap netral di Pilpres 2019. Dia pernah menegaskan tidak akan memenuhi undangan dalam acara yang dihadiri salah satu paslon capres-cawapres.
Wasisto menduga sikap netral UAS tidak terlepas dari pengaruh ulama senior NU. Dia berpendapat demikian karena di NU, kultur patronase kyai-santri atau ulama sepuh dengan yang muda masih kuat.
Dia juga berspekulasi, dalam pertemuan dengan tiga ulama senior NU pada akhir pekan kemarin, UAS kemungkinan menerima nasihat untuk kembali aktif di NU sekaligus menghindari politik.
"Mungkin ini berkaitan pula dengan khittah NU secara institusi yang menarik diri dari ranah politik praktis. UAS yang notabene Nahdliyin diingatkan kembali soal tersebut," ujar Wasisto.
Selain itu, kata Wasisto, sikap netral UAS juga tidak terlepas dari konteks perbedaan pilihan politik di internal kubu pendukung aksi 212. Pendapatnya tersebut merujuk pada sebagian tokoh aksi 212 yang merapat ke kubu Jokowi seperti Faizal Assegaf, Ali Mochtar Ngabalin dan Usamah Hisyam.
Meskipun demikian, Wasisto memperkirakan Prabowo-Sandiaga masih mungkin meraup tambahan dukungan jika kubu Jokowi-Ma'ruf terus melakukan blunder politik.
"Perlu diingat adanya black swan effect yakni peralihan suara tidak terduga karena preferesi memilih berubah berkat adanya blunder politik," ujar Wasisto.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Addi M Idhom