Menuju konten utama

Pencarian Pesawat Sriwijaya Air Hari Kesebelas Terkendala Cuaca

Kondisi cuaca tidak memungkinkan bagi penyelaman di perairan Kepulauan Seribu.

Pencarian Pesawat Sriwijaya Air Hari Kesebelas Terkendala Cuaca
Prajurit Kopaska TNI AL mengangkat serpihan pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 dari dasar laut saat proses SAR pesawat tersebut di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (16/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.

tirto.id - Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada hari kesebelas, (Selasa (19/1/2021), terkendala cuaca.

"Untuk hari ini kondisi cuaca sangat tidak bersahabat, sangat tidak menguntungkan untuk penyelaman. Data terakhir yang saya terima, gelombang 1,5-2,5 meter, dengan kecepatan angin sekitar 31 knot," ucap Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman, di dermaga JICT II, Tanjung Priok, Selasa (19/1/2021).

Kondisi itu ia sebut sangat riskan untuk penyelaman. Hingga saat ini belum ada penyelam yang bergerak.

"Kapal pun sekarang berlindung di belakang pulau. Supaya tidak terombang-ambing oleh gelombang yang cukup tinggi," sambung Rasman.

Untuk operasi hari ini, tidak berbeda jauh dengan sebelumnya. Tim tetap mencari di empat sektor dan mempersempit area penelusuran.

Tim SAR berfokus di sektor yang selama ini mereka mendapatkan banyak objek pencarian seperti potongan pesawat, korban, dan properti korban.

Sebanyak 62 kapal, 21 rigid inflatable boat, 12 perahu karet, 15 pesawat, dan 38 ambulans diterjunkan dalam operasi SAR.

Per 18 Januari, tim berhasil mengumpulkan 310 kantong jenazah, 60 kantong kecil bagian pesawat, dan 55 potongan besar pesawat. Pekan lalu, tim menemukan satu flight data recorder (FDR), dan penutup CVR.

Sebanyak 29 jenazah telah teridentifikasi, sisanya masih diidentifikasi oleh unit Disaster Victim Identification (DVI) di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Baca juga artikel terkait SRIWIJAYA AIR JATUH atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Gilang Ramadhan