Menuju konten utama

Pemuda Petojo Tak Terima Dinilai Telantarkan Jenazah Ufie

Sejumlah pemuda di RW 8 Petojo VIII, Gambir, Jakarta Pusat, berniat hendak melaporkan berita bohong soal penolakan prosesi salat jenazah almarhumah Ufie Supiati binti Muhammad Undu akibat perbedaan pandangan politik ke kepolisian.

Pemuda Petojo Tak Terima Dinilai Telantarkan Jenazah Ufie
Spanduk menolak menyolatkan jenazah pemilih pemimpin non muslim terpampang di samping Jl Petamburan, Jakarta. Tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Sejumlah pemuda di RW 8 Petojo VIII, Gambir, Jakarta Pusat, merasa tidak terima dengan berita bohong soal penolakan prosesi salat jenazah almarhumah Ufie Supiati binti Muhammad Undu akibat perbedaan pandangan politik. Mereka bahkan berniat hendak melaporkan viral hoax ini ke pihak kepolisian, sekaligus untuk mengkonfirmasi ketidakbenaran informasi tersebut.

"Mau ikut parpolnya apa (partai politik). Di sini dijaga gak ada masalah lain mau takziah atau gak. Memang ada oknum aja. Salat disalatkan atas nama masjid. Emang ini aji mumpung," ata Rifai, salah satu warga Petojo VIII pada Minggu (26/3/2017).

Ia menyebutkan isu-isu berbau SARA memang sedang mendapatkan tempat karenanya sensitif. Ia pu merasa iba dengan jenazah yang ikut dipolitisasi.

Hal yang sama dikatakan oleh Salid Darmawan, warga RT 08, Petojo VIII. Ia merasa informasi yang viral bahwa daerahnya menolak menyolatkan jenazah pendukung salah satu pasangan calon (paslon) dalam pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta merupakan fitnah yang sangat keji dan mencoreng nama baik daerahnya.

"Saya juga yang bikin tenda. Dari semua surat kematian sampai kuburan, diurusin," ucapnya saat ditemui di posko setempat, Minggu (26/3/2017).

Ia bercerita jika nenek Ufie sebenarnya warga RT 08, namun biasanya tinggal di Tangerang. Kebetulan, lanjutnya, ia sakit dan meninggal di Petojo VIII.

Ia justru mempertanyakan balik kenapa ketika semalam takziah banyak yang menggunakan baju kotak-kotak. Menurut dia, hal tersebut justru membangkitkan kecurigaan.

"Malah dia entah Nasdem atau apa nyalawat pakai baju parpol. Sama anak-anak dicelutukin ini mau pada kampanye atau apa kenapa pakai baju partai. Tadi ngubur juga banyak anak yang datang (pemuda setempat). Politik emang kejem," katanya.

Terkait salat Jenazah Nek Ufie, ia membenarkan jika sesepuh setempat, Pak Nasron, memang sedang sakit sehingga pihak Maryatun (keponakan Ufie) memanggil ustadz lain yaitu Imamudin. Namun kemudian jenazah isalatkan oleh koleganya dari Nasdem karena Imamudin baru datang.

"Bukan karena kita tidak mau menyolatkan," tambahnya.

Baca juga artikel terkait SHALAT JENAZAH atau tulisan lainnya dari Chusnul Chotimah

tirto.id - Politik
Reporter: Chusnul Chotimah
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Akhmad Muawal Hasan