tirto.id - Pemerintah terus mewaspadai masuknya mutasi varian COVID-19 delta khususnya AY.4.2 yang berpotensi mengkhawatirkan.
Varian tersebut telah menyebabkan kenaikan kasus COVID-19 di Inggris dan sejumlah negara Eropa lainnya.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan mutasi dari varian delta khusunya AY tak hanya AY.4.2 saja, namun banyak jenisnya dari AY.1 hingga AY.28. Dan karakteristik mutasi dari masing-masing jenis ini kata Wiku belum diketahui.
"Kita belum bisa mengetahui apakah berbagai jenis varian delta ini memiliki karakteristik khusus yang dapat mempengaruhi laju penularan, keparahan gejala maupun vaksinasi. Karena studi terkait hal tersebut masih berlangsung," ujar Wiku saat konferensi pers virtual, Kamis (28/10/2021).
Namun demikian kata Wiku antisipasi maksimal terhadap kemungkinan masuknya varian tersebut tetap dilakukan.
"Pemerintah memaksimalkan pelaksanaan strategi yang sudah ditetapkan yaitu karantina perjalanan, 3M, 3T dan vaksin agar dapat mencegah semua jenis varian baru sekaligus meminimalisir mutasi varian baru di dalam negeri," kata Wiku.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah terus memonitor dan mewaspadai masuknya varian baru virus Corona ke Indonesia. Salah satunya adalah varian AY.4.2 yang menimbulkan lonjakan kasus di Inggris.
"Kami sudah memonitor kemungkinan adanya varian-varian baru. Kami sudah lihat bahwa di Inggris ada satu varian yang berpotensi mengkhawatirkan, yaitu AY.4.2 yang belum masuk di Indonesia, yang sekarang terus kami monitor perkembangannya seperti apa,” ujar Budi dalam keterangan pers, Senin (25/10/2021).
Budi menambahkan, varian yang merupakan turunan dari varian delta ini menyebabkan peningkatan kasus konfirmasi yang cukup signifikan di Inggris, sejak bulan Juli sampai Oktober tahun ini.
“Kita juga melihat bahwa beberapa negara di Eropa memang juga kasusnya meningkat terus,” katanya.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari